Siswa Sekolah Rakyat Tingkat SMA Jalani Masa Matrikulasi

  • Bagikan

JAKARTA, BACAPESAN– Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Margaguna, Jakarta Selatan resmi ditutup Jumat (18/7). Selanjutnya, para siswa akan menjalani masa matrikulasi.

Kepala Sekolah SRMA 10 Margaguna Ratu Mulyanengsih mengatakan, matrikulasi bakal dimulai Senin (21/7). Kegiatan ini merupakan persiapan dan penyetaraan untuk peserta didik baru sebelum mereka memulai masa pembelajaran di kelas.

“Matrikulasi ini akan dijalankan selama satu sampai tiga bulan. Materinya apa saja? Saya tetap menitik beratkan ke pendidikan karakter kebangsaan, ke Indonesiaan terus kemudian keagamaan, literasi, numerasi, Bahasa Inggris, dan TIK,” ujarnya ditemui Jumat 18 Juli.

Selain itu, pemantapan program asrama dan minat bakat akan tetap digenjot pada weekend.

Pada matrikulasi ini, para murid akan diasesmen untuk mengetahui level kemampuan mereka terhadap beberapa bidang. Apabila ditemukan adanya peserta didik yang ternyata jauh tertinggal atau di level rendah, maka yang bersangkutan akan diberikan pendampingan individual.

Ratu memastikan, mereka tidak akan dipisahkan dari kelas reguler. Tapi ditreatment khusus agar mereka tidak tertinggal. Pendampingan ini dapat diberikan di dalam kelas maupun kelas tambahan usai kelas reguler.

“Di sore sama malam harinya juga diberikan kembali, biar tidak butuh waktu lama mereka sudah mempunyai kemampuan yang se-level lagi dengan yang lain,” paparnya.

Selain asesmen leveling kemampuan, para murid juga menjalani tes talent DNA. Tes ini digunakan untuk mengetahui potensi-potensi yang ada pada masing-masing anak. Dengan begitu, pembelajaran bisa lebih difokuskan pada kemampuan yang dimiliki. Karena menganut sistem multientry dan multiexit, maka pendekatan individualnya harus tajam. “Setiap anak istimewa, pasti punya bakatnya masing-masing. Ini yang akan kita kuatkan,” jelasnya.

SRMA 10 Jakarta ini memiliki 100 murid. Mereka terbagi menjadi 4 rombongan belajar (rombel), di mana masing-masing rombel diisi 25 anak.

Sementara, untuk gurunya sebanyak 17 orang untuk semua mata pelajaran yang diajarkan. Mulai dari agama hingga coding.

Kemudian, ada pula 11 wali asuh yang ada di asrama putra dan putri. Setiap wali asuh ditugaskan mengasuh 9-10 anak. Dalam menjalankan tugasnya, wali asuh didampingi oleh dua wali asrama baik untuk asrama putra maupun asrama putri. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version