Angka TB di Wajo Masih Tinggi, Dinkes Perkuat Deteksi Dini dan Pencegahan

  • Bagikan

WAJO, BACAPESAN— Kasus Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, masih tergolong tinggi. Hingga Juni 2025, tercatat 601 kasus TB aktif, atau setara dengan 32,79 persen dari target penemuan kasus yang ditetapkan.

Meski demikian, angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, kasus TB di Wajo tercatat mencapai 1.182 kasus atau sekitar 64,37 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, drg Armin, optimistis tren penurunan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Ia menyebut, penurunan angka kasus ini tidak terlepas dari komitmen dan kerja aktif Dinas Kesehatan dalam program eliminasi TB.

“Kami terus menggencarkan skrining kesehatan dan program Active Case Finding (ACF) di 20 Puskesmas se-Kabupaten Wajo dengan target pemeriksaan 3.000 orang,” ungkap drg Armin, Selasa (22/7/2025).

Selain deteksi dini, upaya pencegahan juga dilakukan melalui pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada individu yang berisiko tinggi terpapar TB. Langkah ini dinilai efektif dalam mencegah transmisi lebih luas di tengah masyarakat.

“Jika hasil skrining menunjukkan risiko TB, maka pasien langsung kami beri terapi. Intervensi cepat ini penting untuk menekan penyebaran,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pasien TB saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Siwa, Wajo. Kepala RSUD Siwa, dr Gusaidi, membenarkan bahwa pasien tersebut sedang dirawat di ruang isolasi khusus.

“Iya, saat ini ada satu pasien TB yang dirawat. Kami sudah menyiapkan empat kamar isolasi khusus TB untuk meminimalkan penularan lewat udara,” terang dr Gusaidi.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan pasien TB dilakukan sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran di lingkungan rumah sakit.

Dinas Kesehatan Wajo terus mendorong masyarakat untuk tidak ragu melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika mengalami gejala seperti batuk berkepanjangan, penurunan berat badan, atau kelelahan kronis.

“Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pemberantasan TB. Semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang untuk sembuh,” tutup drg Armin. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version