JAKARTA, BACAPESAN– PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025 dengan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp127 miliar.
Capaian tersebut melesat 154 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp50 miliar, seiring dengan konsistensi pertumbuhan bisnis bank digital tersebut di tengah tantangan perekonomian.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan pencapaian laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit yang terus menguat.
“Mengamati potensi risiko dari situasi perekonomian yang penuh tantangan serta mencermati peluang yang ada, kami berhasil menjaga momentum kuat pertumbuhan bisnis dan membangun kepercayaan nasabah terhadap produk dan layanan kami,” ujar dia.
Per Juni 2025, total nasabah Bank Jago mencapai 17,2 juta, dengan 13,7 juta di antaranya merupakan pengguna aktif aplikasi Jago dan Jago Syariah. Angka itu meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebanyak 10 juta pengguna.
Pertumbuhan jumlah nasabah turut mendorong DPK Bank Jago yang tercatat Rp22,4 triliun, melonjak 51 persen dibandingkan Rp14,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, dari sisi pembiayaan, ia mengatakan Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp21,4 triliun hingga akhir Juni 2025, naik 37 persen dari Rp15,7 triliun pada Juni 2024.
Dalam penyaluran kredit, menurut dia, perusahaan tetap mengandalkan strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Namun, mencermati kebutuhan nasabah akan pembiayaan yang masih besar, Bank Jago juga telah menawarkan pinjaman langsung berbasis aplikasi.
Seluruh penyaluran kredit yang dilakukan Bank Jago dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang rendah di level 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
“Kolaborasi dengan mitra ekosistem terus menjadi kontributor utama bisnis kami. Namun kami menyadari pentingnya melakukan diversifikasi, konsisten berinovasi, serta menciptakan produk dan layanan yang dapat memberikan kontribusi bisnis signifikan di masa depan,” kata Arief.
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,4 triliun atau tumbuh 34 persen dari nilai aset per akhir semester I 2024 yang sebesar Rp24,2 triliun.
Rasio kredit terhadap DPK atau loan-to-deposit ratio (LDR) berada pada 96 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat. Likuiditas didukung dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 35,9 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
“Pencapaian ini terus memotivasi kami untuk senantiasa berinovasi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital sehingga dapat memberikan pelayanan nasabah yang lebih baik dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar dia. (AN)