Mahasiswa KKN Gelombang 114 Unhas Bantu Pemerintah Watang Bacukiki Tekan Stunting

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN— Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) turut ambil bagian dalam upaya menekan angka stunting di Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, khususnya di RW 2, Kelurahan Watang Bacukiki.

Tingginya prevalensi stunting di wilayah tersebut menjadi alasan utama keterlibatan mahasiswa KKN dalam mendukung program pemerintah. Melalui kerja sama dengan Posyandu Sumber Air, mereka menggencarkan edukasi gizi dan ikut serta dalam pemetaan stunting berbasis RW.

Posyandu Sumber Air, yang berlokasi di RW 2, menjadi salah satu titik strategis dalam penyusunan peta stunting Kota Parepare. Berdasarkan pendataan oleh kader Posyandu bersama tenaga kesehatan Puskesmas, RW 2 mencatat angka stunting balita yang masih tinggi dibandingkan RW lain di Kelurahan Watang Bacukiki.

Mayoritas kasus ditemukan pada anak usia 12 hingga 24 bulan, dengan pertumbuhan yang berada di bawah standar, baik dari segi tinggi badan maupun berat badan berdasarkan usia.

Ketua Posyandu Sumber Air, Nurhayati, menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting, antara lain, kurangnya asupan gizi seimbang, pola makan yang tidak teratur dan minimnya pemahaman orang tua tentang pola asuh yang tepat untuk tumbuh kembang anak.

“Sebagai langkah pencegahan, Posyandu Sumber Air bekerja sama dengan Puskesmas dan pemerintah kelurahan telah menjalankan program edukasi gizi untuk ibu hamil, ibu menyusui, serta orang tua balita,” terang Nurhayati.

Selain edukasi, dilakukan pula pembagian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara berkala dan pendampingan intensif bagi keluarga yang masuk dalam kategori rawan stunting.

Lurah Watang Bacukiki, Nur Muhlisa, mengapresiasi kontribusi kader Posyandu dan para mahasiswa KKN. Ia menekankan bahwa penanganan stunting membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan peran aktif masyarakat.

“Data peta stunting RW 2 menjadi dasar penting bagi kami dalam menyalurkan bantuan dan merancang program intervensi. Ini bukan hanya soal angka, tapi soal masa depan anak-anak kita,” ujar Nur Muhlisa.

Dengan hadirnya peta stunting berbasis RW, pemerintah berharap upaya intervensi bisa dilakukan lebih tepat sasaran, sehingga berdampak nyata dalam menurunkan angka stunting di Watang Bacukiki dan sekitarnya. (Atho)

  • Bagikan