JAKARTA, BACAPESAN– PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengincar potensi nasabah super kaya atau segmen high net worth individual (HNWI) melalui layanan private banking yang akan diluncurkan pada September 2025, dengan syarat aset minimal Rp15 miliar.
“Awal September, kita buka segmen private banking. Di kami (saat ini) sudah ada 409-an private banking customer yang eligible untuk private banking yaitu untuk nominal di atas Rp15 miliar,” kata Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan dalam media briefing di Jakarta, Rabu.
Saat ini, BTN sudah memiliki layanan perbankan untuk nasabah dengan minimal saldo Rp100 juta berupa tabungan dan deposito yang disebut BTN Prospera.
Selain itu, ada BTN Prioritas yang ditujukan untuk nasabah dengan saldo Rp500 juta hingga Rp10 miliar yang tidak hanya mencakup tabungan dan deposito, melainkan juga reksa dana, SBN, maupun bancassurance.
BTN memandang bahwa potensi untuk menjaring nasabah super kaya masih sangat besar. Oleh sebab itu, segmen ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan secara signifikan.
Untuk mendukung hal tersebut, BTN telah menyiapkan berbagai aspek dalam layanan perbankan khusus nasabah kaya, mulai dari penguatan layanan digital, peningkatan kemudahan transaksi, hingga diversifikasi dan kustomisasi produk sesuai kebutuhan nasabah.
Langkah ini juga bertujuan agar nasabah tidak hanya menempatkan dana, tetapi juga membawa ekosistem bisnisnya untuk tumbuh bersama BTN.
Perseroan saat ini telah bekerja sama dengan 10 manajer investasi untuk mendukung kelengkapan produk investasi bagi nasabah kaya.
Rully mengatakan bahwa strategi pendekatan terhadap nasabah super kaya tak hanya mengandalkan produk, tetapi juga membangun relasi jangka panjang.
“Cara mengelola nasabah affluent itu, pertama, relasi. Kedua kelengkapan produk. Ketiga, layanan yang fair, atau baik dan layak,” kata dia.
Menurut Rully, loyalitas nasabah dapat dibangun melalui program loyalty jangka panjang, bukan sekadar memberikan hadiah instan.
“Nasabah itu senangnya ada gimmick yang sifatnya loyalty program. Jangan langsung dikasih hadiah begitu nasabah memasukkan dana. Loyalty itu dijaga dalam periode tertentu agar mereka merasakan pengalaman dengan BTN lebih baik,” tambahnya.
Rully mencatat asset under management (AUM) yang tidak termasuk DPK saat ini mencapai Rp23 triliun.
Dengan pengelolaan bisnis yang lebih baik, BTN optimistis pertumbuhan AUM sebesar dua digit masih sangat mungkin tercapai. (AN)