JAKARTA, BACAPESAN– Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menyatakan, pihaknya berhasil menaikkan anggaran riset selama sembilan bulan terakhir. Upaya ini dalam rangka membangun ekosistem riset di Indonesia.
Menurutnya, ada hal yang sangat penting dalam upaya membangun ekosistem riset ini. Pertama, pendanaan atau funding. “Untuk pendanaan, kita setelah 9 bulan berada di pemerintahan, kita sudah berhasil melipatgandakan, sekitar 80 persen kenaikan dana riset,” paparnya di acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 hari kedua, Jumat (8/8), di Sabuga, Bandung.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) saat ini telah menganggarkan Rp 1,8 Triliun untuk riset. Dana ini akan disalurkan langsung kepada peneliti-peneliti di universitas.
Ada 8 bidang prioritas yang didanai risetnya dari dana tersebut. Seperti bidang energi, yang merupakan pesan langsung dari Presiden Prabowo agar Indonesia memiliki ketahanan energi. Kemudian, bidang pangan, maritim, hilirisasi, hingga kecerdasan buatan dan digitalisasi.
“Kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi ini untuk menopang semua bidang. Apakah itu digitalisasi untuk AI, untuk pertanian, AI untuk maritim, AI untuk pertahanan, itu semuanya,” paparnya.
Kemudian, upaya kedua adalah regulasi. Dari segi regulasi, pihaknya tengah membuat insentif-insentif yang tepat bagi para peneliti-peneliti di universitas. Diantaranya, regulasi untuk mempermudah dan memperbolehkan peneliti bisa mendapatkan bonus uang langsung bagi pribadi ketika memenangkan grand riset.
Selain itu, Kemdiktisaintek juga memperbaiki secara keseluruhan regulasi terkait beban administrasi, baik bagi para peneliti-peneliti maupun bagi para industri. Proses administrasi akan dipermudah agar beban administrasinya lebih berkurang.
“Secara detail sebenarnya banyak sekali detailnya, tetapi secara garis besar dua tersebut,” paparnya.
Sebagai informasi, KSTI 2025 merupakan ajang strategis yang mempertemukan para ilmuwan, akademisi, pelaku industri, dan pengambil kebijakan dari berbagai sektor prioritas nasional. Setidaknya ada 1.066 peneliti unggul Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM); 351 Dosen STEM; 26 Diaspora Indonesia; 150 Guru Besar dan Senat ITB; 15 BUMN/Danantara; 171 Mahasiswa Doktor STEM; dan 54 mitra industri yang hadir dalam acara yang berlangsung pada 7-9 Agustus 2025 di Bandung ini. (JP)