Perketat Pelacakan Varian Omicron

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Pemerintah Kota Makassar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghalau penyebaran varian baru Covid-19, Omicron. Hal itu menyusul adanya kasus pertama Omicron yang ditemukan di Kabupaten Takalar.

“Kami memasifkan penyaringan dan pelacakan di pusat pelayanan kesehatan untuk mendeteksi ancaman varian baru itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin, Minggu (23/1/2022).

Varian Omicron terdeteksi diderita seorang warga di Takalar berinisial NR, 27 tahun. yang bersangkutan sebelumnya bekerja di perusahaan telur ikan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku. Namun, dia sudah berada di Takalar sejak 5 Oktober 2021.

Menurut Nusaidah, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Takalar untuk memastikan riwayat perjalanan pasien tersebut. Hasilnya, lanjut dia, yang bersangkutan tidak pernah ke Makassar.

“Pemkab Takalar mematikan tidak ada kontak dengan warga Makassar,” ujar Nursaidah.

Nursaidah mengatakan, pihaknya juga meningkatkan pengetesan dan penelurusan. Bila, ada kasus yang dicurigai, sampel tersebut langsung dikirim ke laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan untuk diperiksa.

Beberapa waktu lalu, kata dia, ada kasus di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang sempat dicurigai sebagai varian Omicron. Setelah sampel dikirim ke Litbangkes, hasilnya negatif.
Dia menjelaskan, tak ada indikator pasti yang secara kasat mata bisa menentukan seseorang terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Hal itu hanya bisa ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium.

“Yang menentukan itu pemeriksaan laboratorium. Saya tidak bisa jelaskan soal itu karena itu lewat skrining laboratorium,” katanya.

Ahli epidemiologi dari Universitas Hasanuddin, Ansariadi mengatakan, cepat atau lambat, varian Omicron bisa sampai ke Makassar mengingat padatnya mobilitas penduduk.

“Boleh jadi sudah ada di Makassar, hanya karena belum diperiksa sehingga tidak ditemukan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kedisplinan masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan harus terus dilakukan. Pasalnya, tak ada perbedaan dalam pencegahan varian Omicron dengan varian lainnya.

“Sepertia tetap melakukan vaksinasi, penggunaan masker dan tetap jaga jarak, tetap disiplin,” katanya.

Selain itu, dirinya juga mendesak agar vaksinasi Covid-19 dimasifkan, khususnya bagi kalangan rentan dan lanjut usia.

“Kalau vaksinasi sudah tinggi pada orang tua, maka tidak ada masalah karena mereka ini yang sangat rentan,” pungkasnya.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Husni Thamrin mengatakan menjelaskan NR saat ini telah menjalani isolasi di RSUD Padjonga Dg. Ngalle Takalar.

“Sebelumnya dia memang sakit dan dirawat di rumah sakit. Tapi pada 19 Januari, dia memaksa pulang,” kata dia.

Husni mengatakan, pihaknya langsung menurunkan tim reaksi cepat dari provinsi untuk menangani pasien tersebut serta melakukan tracing terhadap keluarga yang yang telah kontak erat dengan pasien.

“Kami juga sudah lakukan tracing dan langsung swab terhadap tiga keluarganya karena ada kontak erat. Ditambah ada 16 orang tenaga kesehatan yang selama ini merawat dia. Alhamdulillah, hasilnya negatif semua. Mudah-mudahan tidak ada penularannya karena kita sudah kontak tracing semua 19 orang,” ujarnya.

Pelaksana tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman membenarkan terdeteksinya varian Omicron di Sulsel. Dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta mengurangi mobilitas di luar rumah, salah satunya dengan tidak bepergian keluar negeri dan menghindari kerumunan.

“Kepada seluruh masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan, untuk mengurangi mobilitas dan kerumunan, tetap mengikuti protokol kesehatan. Wujudkan kewaspadaan itu dalam tindakan nyata,” tuturnya.

Adapun Direktur Rumah Sakit Padjonga Daeng Ngalle, Asriadi Ali mengatakan kondisi NR sudah mulai membaik. Dia memastikan, pasien tertangani dengan baik dan dilakukan isolasi ketat. (*)

  • Bagikan