Menteri Lutfi Temukan Minyak Ditahan

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Polemik minyak goreng di Sulawesi Selatan memaksa Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, turun tangan. Mantan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal itu menumpahkan kemarahannya saat inspeksi mendadak di perusahaan kilang minyak goreng di Pelabuhan Makassar, Kamis (17/2/2022).

Menteri Lutfi menemukan dua perusahaan penyuling minyak yang belum menyalurkan minyak goreng ke pasaran. Padahal, kata dia, pasokan minyak goreng di Makassar sangat kritis.

“Saya minta semua stok dobongkar. Saya minta dikeluarkan langsung ke Pasar Terong dengan harga Rp11.500 karena ini untuk kepentingan yang sangat kritis di Makassar,” ujar Lutfi.

Kedua perusahaan itu tidak hanya melayani kebutuhan miyak di Makassar. Tapi, pasokan juga dikirim untuk memenuhi permintaan di beberapa daerah dan luar provinsi.

Menurut Lutfi, jika perusahaan pemasok minyak goreng khusus curah tidak menahan stok, maka kegaduhan permintaan tidak akan terjadi di pasaran.

“Saya minta seluruuh minyak yang ada di dalam tangki untuk dibongkar dan disalurkan ke pegadang,” imbuh mantan Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat itu.

Menurut Lutfi, pihaknya harus sedikit marah melihat kondisi tersebut. Alasannya, banyak yang melayangkan komplain karena ketersediaan minyak tidak terpenuhi dengan baik.

“Keadaan ini sangat darurat,” ujar dia.

Sementara itu, Lutfi juga menyatakan menyiapkan sekitar 300 ton minyak goreng kemasan untuk disebar di Makassar. Dia berharap, dengan cara itu, ketersediaan pasokan akan berangsur normal.

Lutfi juga menemukan harga minyak goreng di pasaran tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ia pun meminta distributor agar tidak memainkan harga.

Menurut dia, harga minyak goreng curah berkisar Rp11.500, paket sederhana Rp13.500 dan paket premium Rp14.000. Daftar harga eceran tertinggi itu, kata dia, akan diikuti oleh seluruh pedagang dan seluruh distributor.

Sebelumya, Lutfi juga meninjau pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng didampingi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto dan Sekprov Sulsel, Abdul Hayat Gani.

Dia tidak menemukan adanya minyak goreng kemasan premium yang dijual di pasaran.
Lutfi mengatakan penyaluran minyak goreng untuk wilayah Sulawesi memang sedikit terganggu. Penyalurannya baru dimulai pada Selasa, lalu. Hal tersebut dikarenakan adanya penarikan untuk penyesuaian harga. Namun stok sebenarnya cukup.

“Jadi saya melihat di sini minyak curah ada dengan harga terjangkau, tetapi yang tidak ada adalah minyak paket premium dan paket sederhana,” kata dia.

Lutfi mengatakan, hal ini disebabkan distribusi minyak goreng kemasan sempat terganggu. Namun, dia mengaku stok minyak goreng kemasan bakal segera tiba untuk kemudian disalurkan ke pedagang.

“Mudah-mudahan paket premium ini akan datang di pelabuhan dan saya akan meminta kepada distributor untuk menyebarkan pada kesempatan pertama,” imbuh Lutfi.

Luthfi menjamin tak ada persoalan terkait stok minyak goreng. Kendala yang ada memang berada pada distribusi yang disebabkan penyesuaian harga yang dilakukan oleh pemerintah.

“Jadi dua pekan kemarin itu terjadi penyesuaian harga, yang terjadi adalah kebutuhan daripada distribusi. Saya ke datang ke sini untuk memastikan distribusi jalan kembali dan memastikan bahwa barang ada,” tegasnya.

Luthfi memastikan, persoalan stok hingga harga minyak goreng ini bakal normal dalam sepekan ke depan. Khusus untuk bulan Februari ini, kata dia, dibutuhkan 280 juta liter minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Dalam 3 hari kemarin, sudah dipenuhi sepertiganya, hampir seperempatnya, sudah ada 63 juta liter sudah jalan. Jadi mudah-mudahan dalam 12 hari ke depan, sebelum akhir bulan keadaan akan normal,” pungkasnya.

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengakui masih adanya selisih harga yang terjadi di pasaran dengan HET yang ditetapkan pemerintah.

Oleh karena itu, dirinya bakal mendorong kerja sama berbagai pihak agar rantai pasokan tetap terjaga. Termasuk memanfaatkan mobil inflasi milik Pemkot.

“Saya perintahkan ke di Dinas Perdagangan menghubungi distributor, kami beli separuh untuk persiapan operasi pasar,” jelas Danny.

“Kami juga harus ikut main di bawah supaya para spekulan tidak muncul, kan kami sudah punya mobil inflasi, itu semua akan kami pakai untuk penanganan rantai pasoknya,” lanjut Danny.

Sementara itu, saat berdialog dengan pedagang, Lutfi sempat menanyakan kondisi penjualan di tengah kondisi perekonomian yang mulai membaik. Sayangnya, di luar ekspektasi, pedagang mengungkapkan jualannya tetap sepi karena masih terdampak pandemi.

“Penjualan tetap sepi pak, sudah setahun ini pak,” ujar Haris, salah seorang pedagang.
Pedagang lainnya, Trisno Alif mengeluhkan terkait stok minyak kemasan yang menipis. Sementara dirinya tidak menjual minyak curah

“Sudah seminggu ini sudah tidak ada. Minggu lalu ada, tapi dibatasi lima karton saja. Kalau yang satu liter isinya satu karton hanya 12 bungkus. Kalau minyak curah kami tidak jual,” beber Alif. (*)

  • Bagikan