Sulsel Inflasi Lagi, Ini Penyebabnya

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Perekonomian Sulawesi Selatan kembali mengalami inflasi sebesar 2,31 persen dibanding tahun sebelumnya.

Meski demikian, angka tersebut masih berada dalam sasaran inflasi nasional tahun 2022 yaitu 3,0 hingga 1 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, perekonomian Sulsel bahkan mengalami deflasi sebesar -0,04 persen dibanding bulang Januari 2022.

Adapun lima Kabupaten di Sulsel yang mengalami inflasi terhadap Indeks Harga Konsumen meliputi (lBulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone. Dengan inflasi spasial tertinggi dialami oleh Kabupaten Watampone sebesar 0,15 persen dibanding bulan.

Sedangkan deflasi tertinggi dialami oleh Kabupaten Bulukumba yaitu sebesar -0,20 persen dari bulan sebelumnya. Sementara itu, secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 0,53 persen.

Secara bulanan, deflasi di Sulsel utamanya disumbang oleh Kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Deflasi juga terjadi di bidang Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan Kesehatan dengan besaran deflasi masing-masing sebesar -0,40 persen; -0,05 persen; dan -0,02 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara itu, deflasi yang lebih dalam di bulan ini tertahan oleh inflasi dari Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya seperti Rekreasi, Olahraga, dan Budaya; Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin rumah tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 0,46 persen, 0,21 persen; dan 0,19 persen dibanding bulan sebelumnya.

Deflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki andil deflasi sebesar -0,12 persen yang utamanya dipengaruhi oleh turunnya harga cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, dan kacang panjang. Deflasi pada Kelompok Makanan disebabkan oleh masuknya pasokan cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras yang berlimpah pasca panen.

Penurunan harga minyak goreng utamanya disebabkan oleh Permendag No.6 Tahun 2022 terkait penetapan harga eceran tertinggi minyak goreng sawit dan mulai masuknya pasokan minyak goreng sawit di Sulsel.

“Di sisi lain, deflasi Kelompok Makanan lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga bawang merah, gula pasir, air kemasan, ikan cakalang, dan tempe,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Causa Iman Karana.

Dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi tahun 2022, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan terus bersinergi menjalankan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif).

“Upaya pemantauan harga dan operasi pasar khususnya untuk komoditas penyumbang inflasi utama terus dilakukan bersama Satgas Pangan dan Dinas terkait dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan maupun komoditas strategis lainnya,” tutup Causa. (*)

  • Bagikan