Butuh Edukasi Pahami Makaverse

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Program Metaverse yang diaplikasikan menjadi Makaverse oleh pemerintah Kota Makassar tidak otomatis dapat diterapkan. Keterbatasan sumber daya maupun pengetahuan mengenai teknologi ini menjadi kendala besar.

Pengamat teknologi informasi dari Universitas Hasanuddin, Indrabayu menyoroti langkah pemerintah Kota Makassar. Dia mengaku kaget terhadap konsep yang diusung oleh pemerintah kota.

Dia mengatakan, butuh persiapan yang panjang dan pemahaman yang dalam menyangkut Metaverse. Paling tidak, kata dia, pemerintah kota melakukan sharing pendapat dengan ahli, praktisi, maupun akademisi yang paham dan mengusai perkembangan teknologi informasi.

“Saya cuma mau bilang pahami dulu Metaverse itu apa sebelum meluncurkan suatu kebijakan. Libatkan ahlinya yang benar-benar paham,” ketus Indrabayu.

Indrabayu menjelaskan, Metaverse adalah perpanjangan ekstensi dari wujud manusia ke dalam dunia digital. Sekretaris Departemen Teknik Informatika Unhas ini mengatakan, menyusun konsep Metaverse itu tidak gampang. Selain mengerti definisinya, kesiapan stakeholder terkait dan masyarakat juga harus dipastikan.

“Jangan sampai terlanjur meluncurkan Makaverse sementara orang-orangnya tak siap. Ini justru akan menjadi boomerang. Kalau bicara teknologi, tidak boleh langsung ujuk-ujuk. Paham dulu teknologi itu apa, masyarakat siap atau tidak, OPD-nya juga bagaimana, jangan sampai jadi latah,” ujar dia.

Pemerintah Kota Makassar sedang menggagas Metaverse, rencananya ruang virtual ini akan diaplikasikan dalam sistem pemerintahan. Konsepnya, ke depannya terobosan ini memungkinkan masyarakat mendapat akses layanan melalui jejaring internet berbasis virtual dari mana saja dan kapan saja.

Metaverse merupakan suatu teknologi augmented reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. Metaverse kerap diartikan sebagai simulasi dunia nyata manusia yang diimplementasikan di dunia maya atau internet.

Executive Chairman WIR Group, Daniel Surya menjelaskan Metaverse merupakan fundamental internet dari 2.0 menuju 3.0. Olehnya itu, paling utama, kata dia, adalah kesiapan untuk menerima kemajuan teknologi ini.

“Apakah kita siap atau belum?” kata ahli brand dan entrepreneur di bidang teknologi dan interaksi digital itu di Hotel Four Points by Sheraton, Selasa (15/3/2022).

Daniel mengatakan, Makassar merupakan dalah kota pertama yang menerapkan Kota Metaverse. Maka dari itu, kunci utama menuju Metaverse adalah edukasi. Dalam dunia Metaverse tidak hanya dimiliki oleh satu orang saja olehnya itu butuh edukasi.

Keunggulan dalam mempersiapkan Metaverse adalah tidak ketinggalan banyak benefit.
Apabila ekosistem Metaverse berjalan baik maka disebut akan tercipta generasi yang baik pula dalam menjaga platform Metaverse ke depannya. Sistem Metaverse, kata Daniel, bukan hanya lewat online tapi juga offline.

Di Kota Makassar sendiri baru ada sekitar 8 persen masyarakatnya yang mengetahui akan Metaverse. “Edukasi menjadi kata kunci. Tidak hanya di Makassar tidak hanya di Indonesia tapi di semua global market untuk setiap kota bisa masuk ke metaverse,” bebernya.

“Kota yang bisa andal itu yang sudah ready platfrom nyata seperti Makassar ini,” sambungnya.

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto berpendapat bahwa teknologi ini salah satu strategi paling baik dan cepat untuk membangun identitas kota alias city branding untuk Makassar.

“Siapa yang memiliki city branding yang kuat maka akan jadi magnet yang kuat. Ekonomi akan tertarik di sini. Kami akan ukur nanti dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi,” ujar Danny.

Menurut dia, melalui konsep Metaverse pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar juga akan meningkat. Saat ini, mengklaim pertumbuhan ekonomi berada pada angka 4,47 persen dari minus 1,27 persen.

“Sekarang 4,47 persen dari minus 1,27 persen dengan tingkat inflasi sekitar 3 persen. Kita bangkit 5,7 persen dan Metaverse akan cepat memperbaiki itu,” bebernya.

Konsep Metaverse ala Danny disebut akan mengutamakan pendidikan. Selain itu, ia juga akan memastikan bahwa seluruh SKPD dapat menjalankan konsep Metaverse ini dalam melayani masyarakat.

Termasuk perihal anggaran dalam membagun kota Metavers sendiri Danny Pomanto belum bisa memastikan sebab baru akan disesuaikan degan tawaran konsep Metaverse dari setiap SKPD yang ada.

“Anggaran Metaverse masuk di visi misi kami di program strategis yang pertama adalah pembuatan infrastruktur sombere smart city. Kami punya anggaran nantinya,” kat dia.

Adapun mengenai penerimaan publik, ia mengatakan semua masyarakat punya hak yang sama dalam menilai Makassar Mekaverse. Sama halnya disaat baru pertama kalinya muncul internet yang banyak menuai pro dan kontra.

Menurut dia, kehadiran Metaverse bakal merubah budaya dari segi aspek. Alasannya, kehadiran manusia bisa digantikan lewat avatar.

“Avatar bisa menggantikan kita dari perilaku kita yang bisa di-scan dan akan dikelola artificial intelligence,” tuturnya. (*)

  • Bagikan