Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Sulsel, Bantaeng Pertama, Gowa Kedua, Wajo Ketiga

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan melansir data terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan pada 2021. Hasilnya, Kabupaten Bantaeng menduduki peringkat pertama, Gowa kedua, dan posisi ketiga ditempati oleh Wajo.

Pakar ekonomi Universitas Bosowa, Arifuddin Mane menyebut pemulihan ekonomi di Bantaeng berjalan sangat cepat meski masih berada di masa Pandemi Covid-19.

Laju pertumbuhan ekonomi yang bergerak tajam dari 0,52 persen pada 2020 menjadi 8,86 persen pada 2021 adalah bukti nyata pemulihan ekonomi di Bantaeng.

Arifuddin mengatakan fenomena ini patut menjadi bahan penelitian akademisi. Sangat jarang daerah yang bisa mengembalikan kondisi itu secara cepat. Dia berharap, daerah lain juga bisa mencontoh strategi yang dilakukan Pemkab Bantaeng

“Bantaeng ini laju pertumbuhan ekonominya tertinggi di Sulsel. Bahkan mengalahkan provinsi yang hanya berada di kisaran empat persen. Artinya bisa dikatakan, Bantaeng tumbuh dua kali lipat dari provinsi,” ujar Arifuddin.

Bila dilihat dari data 2020, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng berada pada kisaran angka 0,52 persen. Pada 2021, menjadi 8,86 persen. Artinya, ada pertumbuhan lebih dari 800 persen dalam waktu satu tahun.

Menurut Arifuddin, pemerintah Bantaeng melakukan beberapa hal untuk memulihkan ekonomi. Seperti kantong-kantong pendapatan masyarakat seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan.

“Sektor pertanian tidak terganggu dampak Covid-19. Pemerintah melakukan intervensi di sektor ini dengan berbagai upaya. Termasuk melindunginya dengan proteksi asuransi pertanian,” ujar dia.

Kepala BPS Bantaeng, Abdul Salam pihaknya merinci pertumbuhan ekonomi Bantaeng menurut lapangan usaha. Dari data itu, sebanyak 69,39 persen PDRB Kabupaten Bantaeng berasal dari lapangan usaha pertanian, konstruksi, perdagangan dan industri pengolahan.

“Penyumbang PDRB tertinggi itu dari masih dari pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 27,08 persen,” jelas dia.

Penyumbang PDRB kedua adalah konstruksi sebesar 18,30 persen, dan perdagangan besar dan eceran sebesar 14,25 persen. Ada pula industri pengolahan sebesar 9,76 persen.

Sementara itu, Kabupaten Gowa tetap survive meskipun pandemi Covid-19 menghantam pelbagai aspek kehidupan. Pertumbuhan ekonomi Gowa masih bagus dengan dengan capaian angka 7,26 persen.

Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa, Alimuddin Hakim mengatakan, sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam pertumbuhan perekonomian di Gowa khususnya di masa Covid-19.

“Sektor Pertanian itu tidak terpengaruh saat Covid-19 melanda. Dimana berbeda dengan sektor perdagangan. Selain itu juga lahan pertanian sangat luas di Gowa,” kata Alimuddin.

Menurut dia, beberapa sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi bagi Gowa, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 11,34 persen, tambang dan dalian 4 persen, industri dan pengolahan 9,70 persen, transfortasi dan pergudangan 8,43 persen, jasa dan keuangan 7,28 persen, infokom 7,63 persen, jaskes dan kesos 7,50 beserta lainnya 7,50 persen.

Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo menduduki posisi ketiga dengan menembus angka 6,77 persen. Beberapa kebijakan pemerintah untuk membantu pelaku usaha, memperbanyak kerja sama, hingga mendorong lahirnya wirausahawan baru di setiap desa/kelurahan.

Realisasi kredit usaha rakyat (KUR) hingga Desember 2021 yang mencapai Rp1,08 triliun. Angka ini menempatkan Wajo di urutan ketiga tertinggi di Sulsel setelah Kota Makassar dan Bone.

Bupati Wajo, Amran Mahmud, menuturkan jika pihaknya bersama berbagai elemen, berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga perekonomian di Wajo.

“Selama Covid-19, banyak sektor yang terdampak. Tapi pemerintah berusaha membangkitkan roda perekonomian dengan berbagai kebijakan dan program,” ujar Amran. (*)

  • Bagikan