Menteri Syahrul Yasin Limpo Inspeksi Mendadak Dua Pasar

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Sehari sebelum puasa Ramadan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi mendadak dua pasar di Makassar. Syahrul memantau ketersediaan barang dan harga kebutuhan pokok di Pasar Terong dan Pasar Pa’baengbaeng.

Syahrul melakukan kunjungan ke pasar untuk menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo. Kepala negara meminta seluruh menteri mengamankan distribusi kebutuhan bahan pangan pokok selama Ramadan hingga Idulfitri, tahun ini.

“Presiden berharap ada solusi setiap masalah di masyarakat utamanya bila terjadi kelangkaan barang,” kata Syahrul.

Dari hasil pemantauan, ketersediaan dan harga kebutuhan pokok komoditas pertanian terpantau tersedia dan stabil. Meskipun masih ada dinamika harga yang terjadi.

“Tentu saja Ramadan biasanya dinamika harga ada. Tetapi persediaan yang paling penting. Saya sudah cek di Pasar Terong sebagai pasar yang paling besar di Sulawesi Selatan. Persediaan semua komoditi cukup,” ujar dia.

Mantan Gubernur Sulsel itu juga memantau ketersediaan minyak goreng di pasar. Menurut dia, alokasi minyak goreng curah ke Kota Makassar cukup besar, yakni 17.000 liter sementara konsumsi 9.000 liter.

“Minyak goreng curah alokasinya cukup besar. Sepertinya hanya tidak terlalu lancar sampai di pasar. Kalau dari data yang dimiliki, alokasikan minyak goreng ke sini itu 17 ribuan sementara konsumsinya 9.000, mestinya cukup,” beber Syahrul.

Syahrul pun mempertemukan pengecer, distributor, dan supplier besar yang ada. Serta menghubungi Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan untuk mengatasi hal ini. Menurut dia, hal ini terkendala pada distribusi.

“Barangnya ada, mungkin harus didekatkan distribusinya,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Terong, Asri mengungkapkan untuk harga di beberapa bahan pokok cukup terkendali. Hanya saja, komoditi seperti cabai mengalami kenaikan.

“Kalau cabai sebelumnya dijual sekitar Rp40-45 ribu per kilogram. Sekarang sudah Rp50 ribu. Sedangkaan cabai keriting dari Rp40 ribu naik menjadi Rp60 ribu per kilogram,” imbuh Asri.

Untuk daya beli cabai, kata Asri, masih tinggi karena cabai merupakan salah satu kebutuhan pokok, meski masyarakat membeli sesuai dengan kemampuannya saja.

“Untuk akhir-akhir ini, alhamdulillah karena masyarakat memang butuh jadi orang beli karena ini kebutuhan utama jadi mereka membeli sesuai dengan kebutuhannya seperti ada yang beli setengah kilo atau pun seperempat kilo,” jelasnya

Asri berharap meski pun ada kenaikan harga, untuk ketersediannya tetap terjaga. Alasannya, seperti minyak goreng, dia mengaku sangat susah mendapat minyak goreng karena langka.

“Kalaupun naik jangan hilang itu barang, bagaimana caranya supaya stok ada. Contohnya, saya juga jual minyak tapi beberapa hari sudah tidak menjual, karena tidak dapat baik itu curah maupun kemasan,” imbuh dia. (*)

  • Bagikan