Cinta Segi Tiga Berujung Maut

  • Bagikan
ILUSTRASI

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Cinta segitiga yang melibatkan Kepala Satpol PP Kota Makassar, Muhammad Iqbal Asnan dengan seorang wanita inisial R dan pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar, Najamuddin Sewang berakhir dengan penembakan.

Lelaki 34 Tahun itu tewas Minggu 3 April lalu usai ditembak saat melintas di Jalan Danau Tanjung Bunga, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Iqbal-sapaanya bersama tiga orang lainnya yakni S, AKM, dan A diamankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka melanggar Undang-undang Pasal 340 KHUP tentang pembunuhan berencana. Posisi Iqbal sendiri dalam kasus ini disebut sebagai otak utama dengan membayar tersangka lain untuk mengeksekusi korban.

Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto dalam rilisnya Sabtu malam (16/4) mengatakan, setelah dilakukan pendalaman diduga otak utama penembakan membayar eksekutor untuk menghabisi ayah dua anak tersebut.

“Keempat ini perannya adalah, eksekutor, penggambar, dan otak pelaku. Ada motif pembayaran untuk penembaknya. Sementara otak pelaku adalah pejabat di Kota Makassar (Muhammad Iqbal Asnan),” kata Kombes Budi.

Iqbal diamankan sendiri di salah satu rumah di Jalan Muhammad Tahir, Sabtu sore. Sementara tiga pelaku lainnya ditangkap secara bersamaan. Penangkapan itu dilakukan setelah memeriksa saksi sebanyak 20 orang.
Budi masih merahasiakan identitas tiga tersangka lainnya, apakah mereka juga merupakan pegawai di Pemkot Makassar atau bukan.

Namun dari informasi yang dihimpun dua pelaku lainnya adalah merupakan orang terdekat Iqbal, salah satunya adalah ajudan pribadi Iqbal.

“Untuk identitas lengkapnya pelaku kita akan rilis berikutnya,” ujar Perwira Polisi tiga bunga itu.

Termasuk kata dia, senjata yang digunakan pelaku dalam menghabisi korban masih dilakukan pendalaman. Meskipun jenis senjata yang digunakan sudah diketahui jenisnya yaitu Revolver.

“Kita masih membutuhkan waktu untuk uji balistik, apakah benar senjata itu yang digunakan pada saat kejadian. Untuk barang bukti, yang jelas kendaraan bermotor yang di gunakan pelaku saat kejadian, senjata api yang perlu kita uji balistik. Dan penembak ini posisi berkendara roda dua,” terangnya.

Terpisah, Kaka korban, Juni Sewang turut memperkuat keterlibatan Iqbal dalam pembunuhan berencana ini. Ia mengungkapkan jika sekitar tahun 2018 dirinya sempat dihubungi Iqbal terkait hubungan adiknya dengan salah seorang perempuan bernama Rachmawati yang menjabat sebagai Kasi Transportasi Publik Dishub Makassar.

Iqbal dengan Rachmawati memiliki hubungan yang sangat dekat. Keduanya ternyata merupakan suami isteri melalui pernikahan sirih. Hanya saja Rachmawati juga menjalin hubungan dengan Najamuddin Sewang.

“Bisa jadi pak Iqbal cemburu sama korban, berangkat dari situ diduga Iqbal menghabisi korban (Najamuddin Sewang),” kata Juni menduga.

Bukan hanya itu, Juni juga membeberkan, bahwa dirinya sempat dihubungi Iqbal perihal cinta segi tiga itu. Juni mengaku sempat diancam agar menegur adiknya menjauhi perempuan tersebut.

“Pernah saya diingatkan sendiri sambung tiga (telepon). Pak Iqbal menelpon, Jun ingatkan itu adek mu. Kalau bukan adek mu itu (Najamuddin Sewang) saya habisi,” ucapnya.

Kasus ini masih sementara berproses di Polrestabes Makassar, Iqbal yang merupakan ASN terancam dipecat. Hal itu diungkapkan langsung oleh Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.

“Kami akan proses kalau sudah penetapan tersangka, kita lihat suratnya. Itu pemberhentian sementara sampai penetapan pengadilan. Kalau pengadilan langsung terdakwa, maka berhenti dari ASN,” terang Danny-sapaanya.

Kasus yang menjerat bawahannya ini pun ditegaskan bahwa tidak ada hubungannya dengan Pemerintah Kota Makassar, meskipun itu pegawai. Masalah ini disebut merupakan masalah pribadi.

Tak lupa ia mengimbau jajarannya agar menghindari masalah asmara yang bisa saja berakibat fatal. “Makanya jangan ko main cinta segitiga. Segi dua mo, atau sekalian segiempat. Ini sifatnya pribadi. Jadi memang persoalan cinta itu pribadi masalahnya. Untuk itu saya mengimbau supaya semua orang menjaga diri, terutama menjaga anaknya,” tutur Danny.

Saat ditanyai tentang Iqbal, Danny mengatakan salah satu sosok pemimpin yang loyal dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya. Namun terkait dugaan pembunuhan yang dilakukan dengan tegas Danny sampaikan bahwa tak ada alasan untuk mentolerir tindakan yang menghabisi nyawa orang lain.

“Kalau Iqbal itu sosok loyal, bagus dalam melaksanakan tugas. Tapi sayang dia khilaf soal pribadi seperti ini. Karena kalau benar dugaan itu menghilangkan nyawa orang tidak bisa ditolerir,” sebutnya.

Danny juga mengapresiasi langkah Polrestabes Makassar dengan cepat mengungkap kasus ini. Pasalnya, berbagai priming muncul bahwa Kota Makassar tak aman.

“Saya tidak mau kota saya jadi kota tidak aman. Makanya tambah cepat pengungkapan itu tambah baik. karena pembunuh berantai yang tidak terungkap. Ini luar biasa progres yang dicapai oleh pihak kepolisian,” tutur dia.

Diketahui kejadian tragis yang terkam kamera CCTV ini berlangsung di Jalan Danau Tanjung Bunga tepatnya di samping Mesjid Cengho, Minggu 3 April 2022 lalu. Penembakan itu berlangsung sekitar pukul 09.00 WITA berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian.

Awalnya anggota Dinas Perhubungan Kota Makassar itu disebut meninggal karena kecelakaan tunggal. Namun pada saat korban dibawa ke rumah duka dan pakaian yang digunakan hendak dilepas oleh rekan korban terlihat ada bercak darah di kaos almarhum.

Saat dicari tau, ternyata pada tubuh korban terdapat luka dengan bentuk lubang dan tersusun sejajar. Makin penasaran dengan lubang dan darah yang ditemukan, keluarga korban seketika memeriksa badan korban dan menemukan lubang pada bagian punggung almarhum. Diduga lubang tersebut merupakan bekas peluru.

Dari situ keluarga merasa semakin curiga dan menilai Najamuddin Sewang meninggal karena ditembak. Penembakan itu pun semakin diperkuat dari hasil pemeriksaan Tim Biddokkes Polda Sulsel menemukan proyektil peluru yang bersarang di ketiak bagian kiri bawa korban. (*)

  • Bagikan