Ida Noer Haris Pandu Podcast Raksul , Wawancara Ketua Apindo Sulsel

  • Bagikan
Ida Noer Haris memandu podcast Harian Rakyat Sulsel (Raksul) 'Ide Ida' dengan menghadirkan narasumber Ketua Pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, Suhardi, Selasa (28/7/2022).

MAKASSAR, BACAPESAN.COM — Ida Noer Haris memandu podcast Harian Rakyat Sulsel (Raksul) ‘Ide Ida’ dengan menghadirkan narasumber Ketua Pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, Suhardi, Selasa (28/7/2022).

Ida yang juga Komisaris Harian Rakyat Sulsel ini bertanya seputar peran Apindo. Sesuai tema yang diangkat “Peran Apindo Dalam Melindungi dan Memberdayakan Pelaku Usaha”.

“Apindo itu asosiasi multi sektor. Apindo memandang usaha dimana harus melakukan pendampingan secara organisasi atau justru membantu dengan kata lain sebagai bapak angkat. Nah Apindo Sulsel kita arahkan kesana,” kata Suhardi.

Pengusaha asli Bugis itu pun menyampaikan, pada intinya program kerja Apindo adalah bagaimana melindungi dunia usaha, termasuk bagaimana suatu usaha bisa mensejahterakan pekerjanya.

Sebab semangat Apindo dinilai lahir bukan pada pengusahanya tapi pada hubungan industrial atau hubungan kerja.

“Dua hal itu yang akan kita lakukan kedepannya,” ujarnya.

Lebih jauh, dalam memimpin Apindo Sulsel kedepan, Suhardi punya pandangan tersendiri. Berangkat dari masa kecilnya yang hidup di suatu wilayah tambang di Riau, Sumatra disebut banyak mendapat pengalaman akan jatuh bangunnya suatu usaha.

Di tempat kelahirannya di Riau pada tahun 1960an adalah salah satu kecamatan terkaya pada masa itu. Masyarakat disebut sangat sejahtera berkat dari sebuah tambang timah. Selain fasilitas pendidikan yang memadai, fasilitas lain seperti bandar udara juga ada.

Namun masa kerjaan itu tak berlangsung lama, sekitar tahun 1980an. Industri tambang timah mulai habis. Masyarakat pun mulai hidup serba berkecukupan. Atas dasar itulah, Suhardi melihat pola usaha itu bergerak. Baik yang berkelanjutan maupun tidak.

“Kebetulan di Kepulauan Riau itu ada tambang timah. Itu satu tambang yang pada saat itu sangat makmur. Fasilitas di sana luar biasa, sekolah gratis bahkan bandara dan pesawat di kecamatan itu ada dan langsung terbang ke Jakarta. Disitu saya melihat orang tua yang bekerja disana bisa tumbuh dan jatuh,” sebutnya.

“Untuk itu saya mengambil hikmah dan membawanya ke Apindo. Bahwa jangan terlena dengan kondisi saat ini, sebab bisnis itu dengan perkembangan teknologi digital dan lain-lain begitu cepat. Ada banyak usaha yang tergerus akan kemajuan zaman,” tambahnya.

Kedepan, ia pun menyampaikan akan fokus pada kebangkitan UMKM. Dimana beberapa kepala daerah di Sulawesi Selatan telah membuka komunikasi dengan Apindo untuk pendampingan pengembangan UMKM di daerahnya masing-masing.

Konsen UMKM juga dilakukan sebab sebagian anggota Apindo adalah merupakan pelaku UMKM sendiri. Kata dia, pendampingan dilakukan agar UMKM bisa naik kelas.

“Pendampingan yang penting, bagaimana mereka naik kelas. Mayoritas bisnis anggota Apindo adalah pelaku UMKM,” sebutnya.

Selain itu, sejumlah program yang akan dijalankan seperti pemberdayaan DPK, peningkatan jumlah keanggotaan, melindungi dan memberdayakan seluruh pelaku usaha, menciptakan hubungan industrial yang harmonis.

Termasuk memberikan bantuan advokasi kepada perusahaan dalam penyelesaian hubungan Industrial dan memberikan sarana promosi dan pemasaran bagi UMKM melalui lokal pasar, pameran dan pelatihan.

“Kemudian terciptanya iklim usaha yang kondusif, pembentukan Apindo Training Center, Coffee Morning Bersama Pemerintah, Perusahaan Anggota, dan stakeholder, pemberdayaan UMKM dengan menghadirkan sentra UMKM dan rumah kemasan setiap kabupaten/kota,” kuncinya.(*)

  • Bagikan