Jokowi Naikkan Harga BBM, Hidayat Nur Wahid: Harusnya Bahas Lebih Dulu dengan DPR!

  • Bagikan
Wakil Ketua MPR-RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid

JAKARTA, BACAPESAN.COM – Wakil Ketua MPR-RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid mengritik keras pemerintah Joko Widodo atau Jokowi yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara mendadak di tengah kenaikan harga minyak dunia.

Hidayat Nur Wahid atau HNW bilang, sejumlah negara saat ini menurunkan harga BBM sebab harga minyak dunia sedang anjlok. Tapi Jokowi malah menaikkan BBM.

“Pemerintah Malaysia juga turunkan harga BBM, maka sebaiknya janji jaminan tidak menaikkan harga BBM itu yang dipenuhi, sekaligus dengan serius memperbaiki data yang berhak menerima Bansos reguler karena selalu jadi temuan dari BPK,” ucap HNW.

HNW menyebut, Jokow secara mendadak memutuskan kenaikan harga BBM sehingga akan berdampak pada inflasi.

“Dampak dari kenaikan BBM akan memunculkan masalah-masalah sosial dan inflasi serta lonjakan angka kemiskinan yang lebih besar dari dampak singkat pertahanan daya beli dengan pemberian bansos pengalihan subsidi BBM tersebut,” ujar HNW.

Kata dia, Pemerintah harusnya memajukan kesejahteraan rakyat sebagai mana diamanatkan konstitusi. Bukan malah menambah penderitaan rakyat dengan menaikkan harga BBM.

HNW mengatakan, kenaikan harga BBM seharunya DPR dilibatkan sebagai perwakilan rakyat.

“Seharusnya Pemerintah terlebih dahulu membahasnya dengan DPR yang mayoritasnya menolak kenaikan harga BBM, mendengarkan jeritan Rakyat yang makin disusahkan bila harga BBM tetap dinaikkan,” ucapnya.

HNW bilang, pemerintah harus libatian sejumlah pihak untuk kenaikan harga BBM. Seperti libatkan para pakar agar bagaimana menghindarkan pembebanan terhadap APBN dengan tidak menambah kesusahan Rakyat.

“Misalnya dengan menunda proyek-proyek yang tidak prioritas dan tidak menjadi hajat Rakyat banyak seperti proyek IKN, KCJB, dan infrastruktur, serta memprioritaskan pembangunan kilang agar Indonesia tidak lagi mengekspor minyak mentah dan mengimpor kembali dari Singapura,” katanya.

“Dengan demikian akan ada ketersediaan minyak siap pakai di Indonesia. Agar selamatlah APBN kita, selamat juga Rakyat Indonesia akibat dari ketidakbijakan menaikkan harga BBM bersubsidi,” pungkasnya.

Berikut Harga Terbaru BBM Bersubsidi:

BBM bersubsidi jenis pertalite naik dari Rp7.650,00 per liter menjadi Rp10 ribu/liter.

Solar bersubsidi dari Rp5.150,00/liter naik menjadi Rp6.800,00/litet.

Dan pertamax nonsubsidi dari Rp12.500,00/liter menjadi Rp14.500,00/liter.

Adapun pemerintah memutuskan skema mengalihkan subsidi BBM menjadi bantuan sosial sehingga harga BBM mengalami penyesuaian.

Saat ini besaran subsidi dan kompensasi energi telah mencapai Rp502,4 triliun di APBN 2022, yang terdiri dari subsidi energi Rp208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp293,5 triliun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan persnya menyebutkan pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.

Pemerintah, kata Jokowi, telah meningkatkan hingga tiga kali lipat besaran subsidi dan kompensasi energi di APBN 2022.

“Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN.”

“Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun rupiah dan itu akan meningkat terus,” kata Presiden.

Presiden RI Joko Widodo menyebut keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah pilihan terakhir pemerintah.

“Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian, dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran,” kata Presiden Jokowi. (fin/*)

  • Bagikan