Pemilu 2024 Bakal Didominasi Kaum Hawa

  • Bagikan
ILUSTRASI

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Pemilih kaum perempuan lebih dominan ketimbang pemilih laki-laki di Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil Pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan (PDPB) periode Agustus tahun 2022 dari KPU Sulsel, tercatat 3.155.827 pemilih kaum hawa. Sementara pemilih laki-laki berjumlah 2.961.886 dari jumlah total pemilih mencapai 6.117.713.

Ketua KPU Sulsel, Faisal Amir mengatakan, selain pemilih milenial, pemilih kalangan perempuan cukup dominan berdasarkan hasil DPB edisi Agustus 2022.

“Khusus di Sulsel, selain pemilih milenial, pemilih perempuan cukup dominan,” ujarnya.

Faisal menjelaskan, DPB periode Agustus 2022 berjumlah 6.117.713 pemilih. Jumlah ini mengalami pengurangan sebanyak 9.264 pemilih dari periode Juli lalu yang berjumlah 6.126.977.

Berdasarkan data KPU Sulsel terdapat 5.298 pemilih baru. Terdiri atas pemilih pemula sebanyak 5.031, pemilih berubah status dari TNI sebanyak 1 dan 266 pemilih pindah masuk.

Sementara itu, ada sebanyak 14.562 orang tidak memenuhi syarat (TMS) yakni 3.764 pindah keluar, 6.657 meninggal dunia, 4.045 ganda, 67 tidak dikenal, 1 TNI, 27 bukan penduduk setempat dan 1 belum memiliki KTP.

Lima kabupaten/kota dengan jumlah TMS terbanyak yakni Kabupaten Pinrang sebanyak 2.215, 2.123, Toraja Utara, 2.112 Takalar, 926 Wajo dan 882 dari Kabupaten Bulukumba. Selanjutnya, kategori pemilih ubah data yakni sebanyak 5.212, 11 ubah alamat asal dan 11 ubah alamat tujuan.

Adapun jumlah pemilih disabilitas Agustus 2022 yakni sebanyak 20.104 yang terdiri atas 8.078 disabilitas fisik, 2,354 disabilitas intelektual, 3,661 disabilitas mental dan 6.011 disabilitas sensorik.

Lima kabupaten/kota terbanyak dengan pemilih disabilitas yakni 2.212 dari Kota Makassar, 1.308 Bone, 1.304 Gowa, 1.288 Tana Toraja dan 1.248 Kabupaten Pangkep.

Sementara itu, daftar pemilih berdasarkan kelompok usia di atas 17 tahun hingga 20 tahun sebanyak 308.186 pemilih. Pemilih berusia 21 tahun hingga 30 tahun sebanyak 1.481.829 orang, pemilih berusia 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 1.286.514 orang dan pemilih berusia 41 tahun hingga 50 tahun sebanyak 1.209.936 orang.

Adapun pemilih berusia 51 tahun hingga 60 tahun sebanyak 921.996 orang, pemilih berusia 61 tahun hingga 70 tahun sebanyak 537.474 orang dan pemilih berusia 70 tahu keatas sebanyak 371.778 orang. Selain itu, ada tiga penambahan Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimana sebelumnya sebanyak 17.582 menjadi 17.585.

“Pencocokan terbatas (Coktas) dilakukan terhadap data tidak padan antara DPB dan SIAK pada periode semester II 2021, data meninggal dunia, dan data ganda lintas kabko dan provinsi secara nasional,” jelas Faisal Amir.

Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi mengatakan, partainya selalu memberikan ruang kepada perempuan untuk setiap hajatan pemilu.
Oleh sebab itu dikatakan, persoalan merebut basis suara perempuan, PAN Sulsel akan melakukan berbagai upaya meraih sebanyak-banyaknya suara dari kaum perempuan di Pemilu 2024 mendatang.

“Saya yakin, PAN yang didalamnya bernaung DPW perempuan akan turut berpartisipasi menggalang dukungan suara perempuan pada Pemilu 2024,” ujarnya, Kamis (8/9/2022).

Anggota DPR RI itu optimis bisa meningkatkan suara PAN di 2024. “Kami optimis demikian, karena melihat sendiri langkah strategis yang kami lakukan saat ini, yakni bahwa PAN siap merebut banyak suara perempuan di Sulsel,” terangnya.

la mengatakan, suatu partai akan dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal, bila mengakomodir semua kepentingan termasuk hak perempuan dalam ranah sosial dan politik.

“Serta rela untuk memberikan pendampingan terbaiknya bagi kepentingan perempuan ke depan,” ungkapnya.

PAN juga berupaya menambah kursi baru di dapil yang sebelumnya belum menyumbangkan kursi. Sehingga, target partainya yakni meraih banyak kursi pada setiap dapil yang ada, bisa tercapai.

Ia memberikan dorongan dan motivasi kepada perempuan PAN untuk selalu semangat di internal partainya dalam menjaga intergritas dan nama baik partai.

“Basis suara perempuan itu penting, begitu juga potensi perempuan dalam politik. Perempuan PAN warnanya mewarnai perpolitikan saat ini,” katanya.

Menurutnya, saat ini pencalegkan untuk kouta perempuan 30 persen sudah menjadi aturan, sehingga diperlukan bukan hanya kualitas tapi kapabilitasnya menjadi keterwakilan rakyat di parlemen.

Selain itu, perempuan PAN tidak boleh kalah dari keterwakilan kader perempuan dari partai lain, guna mengisi kursi di DPR semua tingkatan.

“Saya berharap kursi di DPR bisa dapat target, begitupun di DPRD kabupaten kota dan Provinsi pada Pemilihan Legislatif 2024 mendatang,” harap dia.

Sedangkan, Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syahruddin Alrif mengungkapkan, hak laki-laki dan perempuan sama. Perempuan itu memiliki peranan penting terutama dalam ranah sosial.

“Karena memiliki peranan penting, maka basis suara perempuan juga banyak. Sangat rugi partai kalau tidak peduli. Makanya kami NasDem ada sayap menaungi perempuan. Ini potensi mendapat suara nantinya,” katanya.

Wakil ketua DPRD Sulsel itu menuturkan, tentunya perempuan menjadi penentu dalam memenangkan Partai NasDem di Pemilu 2024 mendatang.

Dia menambahkan, sebagai partai yang membawa gerakan perubahan, Partai NasDem juga akan mendukung gerakan perempuan Indonesia.

“Makanya kita upayakan selalu ada kegiatan yang menyentuh hati perempuan. Tentu berupa pemberdayaan agar masalah bangsa ada solusi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) menyampaikan, target Gerindra di Pemilu Legislatifi 2024 tentu untuk mendapatkan kursi yang lebih banyak dari Pemilu 2019 lalu.

“Salah satu langkah kita lakukan, maka membutuhkan basis suara yang banyak. Maka suara perempuan juga menjadi prioritas. Dengan cara memenuhi apa hak dan kebutuhan bermasyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, untuk mencapai suara sebanyak-banyaknya pihaknya telah menyusun program yang terencana secara bertahap masing-masing untuk tahun mendatang.

“Dengan program tersebut, kita optimistis akan mampu menjalankan program partai setidaknya untuk menghadapi Pemilu 2024. Demikian juga untuk Pilkada,” pungkasnya.

Terpisah, pengamat politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto menilai basis suara perempuan memang selalu menjadi elemen penting di setiap even politik.

“Olehnya parpol harus mampu membuat suatu desain kampanye politik yang bisa menyentuh dan mempengaruhi suara perempuan tersebut. Setidaknya, ada tiga strategi kampanye yang efektif untuk merebut suara perempuan,” tuturnya.

Pertama, kata dia, para partai politik harus mampu menciptakan suatu kemasan iklan kampanye yang mampu menghentak pemilih perempuan.

Kedua, parpol harus memanfaatkan media sosial untuk menggiring pemilih perempuan untuk ikut berselencar dengan program-program politiknya.

Dan ketiga, adalah para politisi harus banyak meluangkan waktunya untuk membuat agenda-agenda politik yang bertumpu pada basis suara perempuan. “Seperti kunjungan majelis taklim, membuat pasar sembako murah dan program bantuan-bantuan lainnya,” jelasnya. (*)

  • Bagikan