Resmikan Boutique Class, Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) Siapkan Kelas Digital dan Bahasa Asing

  • Bagikan
Peresmian Boutique Class Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) oleh Kadisdik Sulsel, Setiawan Aswad didampingi Ketua Dewan Pembina SPIDI Muzayyin Arif, Kamis (15/09/2022)

MAROS, BACAPESAN.COM – Sekolah Putri Darul Istiqomah (SPIDI) terus melakukan perbaikan dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan bagi peserta didiknya. Salah satunya dengan meresmikan Boutique School sebagai sistem pembelajaran baru.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pembina SPIDI Muzayyin Arif saat media Ghatering SPIDI di Kabupaten Maros, Kamis (15/09/2022).

“Boutique Class ini adalah bagian inovasi pendidikan yang kami siapkan, atau bisa dikatakan sebagai sistem infrasturktur pendidikan untuk pengembangan proses pembelajaran peserta didik kami,” ujarnya.

Tujuannya, kata Muzayyin adalah untuk mewujudkan SPIDI yang bukan hanya menjadi sekolah Islam yang berfokus pada pendidikan Alquran, tarbiyah, dan akhlak. Tapi juga pada pendidikan bahasa dan akademik lainnya dengan mengikuti perkembangan zaman.

Pihaknya menjelaskan, Boutique Class didesain seperti rumah-rumah kayu agar menjadi ruang belajar yang nyaman. Di mana ada 12 kelas pendidikan yang disiapkan dan setiap kelasnya memiliki satu tema pendidikan. Diantaranya, kelas digital atau multimedia, kemudian kelas bahasa yang terdiri dari Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Jepang dan kelas sains.

Termasuk kelas untuk peningkatan pendidikan keislaman peserta didik. Seperti, kelas khusus tarbiyah, khusus Tahfidzul Qur’an, Ulumul Quran, dan lainnya.

Sebelumnya, sebagai kesiapan SPIDI menuju sistem pembelajaran berbasis teknologi digital. Google Internasional memilih SPIDI sebagai salah satu sekolah berbasis digital dari tiga sekolah di Indonesia. Apresiasi ini pun diberikan dengan menobatkan SPIDI sebagai Google Reference School.

Google Reference School merupakan sistem pembelajaran berbasis digital berstandar Google. Di mana mengajak siswa-siswi untuk melakukan pembelajaran berbasis digital.

Penggunaan situs Google dalam proses pembelajaran tentunya dengan mempertimbangkan banyak hal. Termasuk melihat banyak manfaatnya. Pertama, dari sisi budgeting yang dinilai sesuai kemampuan sekolah. Kedua, dinilai mudah untuk digunakan siswa-siswi. Dan ketiga, banyaknya manfaat yang bisa didapatkan.

“Dalam proses pembelajarannya kami menggunakan perangkat Chromebook. Dimana di desian sesuai kebutuhan jam kerja dan jam belajar siswa, kemudian pembatas pada fitur website, dan itu sangat membantu,” terang Direktur Pendidikan SPIDI Riza Sativani Hayati.

Kemudian, pada proses pembelajaran e-learning dimana semua hal mampu didukung dengan Chromebook, termasuk pengembangan guru-guru dalam mengajar dikelas berbasis IT.

“Bagaimana fitur-fitur yang ada di Google ini bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Termasuk komunikasi antara orangtua dan siswa dengan memanfaatkan fitur Google Meet,” ujarnya.

Melalui penghargaan ini, bukan hanya prestasi yang didapatkan. Tetapi tentunya SPIDI akan berkomitmen bagaimana prestasi yang diraih bisa dibagi untuk pihak-pihak lainnya.

“Namanya juga kita menjadi referensi, sehingga kita harus siap untuk dikunjungi kapan pun, dan oleh siapapun. Intinya, semua orang bisa belajar sama kita,” katanya.

Dengan penghargaan ini juga, SPIDI tentunya akan semakin meningkatkan kapabilitasnya. Pasalnya, tentunya para guru-guru harus bisa menjadi fasilitator untuk memberikan pengalaman-pengalaman yang diterima kepada sekolah-sekolah lainnya. Makanya, pada Open House Digital School Pioneer ini SPIDI melaksanakan seminar digital yang dihadiri dari beberapa guru dan kepala sekolah dari berbagai daerah.

“Sesuai taglinenya SPIDI yaitu Berkhidmat untuk Ummat. Jadi SPIDI hadir bukan hanya meningkatkan dirinya (SPIDI) saja, tetapi untuk membangun pendidikan,” tegasnya. (*)

  • Bagikan