CEO Business Forum 2022 Digelar Ditengah Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulawesi Selatan, bersama Kalla Group, bersama menggagas CEO Business Forum 2022.

Menggandeng Celebes Media Group, kegiatan ini mengangkat tema ‘Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Domestik Di Tengah Tren Ketidakpastian dan Perlambatan Global’ kegiatan ini membuka ruang dan menjadi sarana berdiskusi, mempertemukan kepentingan antara Otoritas, Regulator, dan Pelaku dunia usaha.

Dalam kegiatan ini, hadir beberapa pemateri seperti Darwisan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua, Febrina selaku Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Solihin Jusuf Kalla selaku President Director Kalla.

Hadir pula Andi Darmawan Bintang selaku Kepala BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan, Wijayanto Samirin selaku Pengamat Ekonom Nasional dan Andi Suruji selaku CEO Celebes Media Group yang juga merupakan Moderator pada kegiatan CEO Business Forum ini.

Subhan Subhan Djaya Mappaturung selaku Chief Coorporate Secretary & Legal Officer Holding Kalla Group menuturkan harapannya terkait Digelarnya CEO Business Forum

“Semoga Hasil dari CEO Business Forum ini bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan, yang bisa mempermudah, yang bisa mengakselerasi dunia usaha agar bisa tumbuh dan berperan penting dengan strategis dalam Pengembangan Ekonomi Sulawesi Selatan”.tuturnya pada sesi Welcoming Speech

Suhardi selaku Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulawesi Selatan juga menjelaskan lebih lanjut terkait bagaimana gambaran besar kegiatan CEO Business Forum ini.

“Ini adalah Business Forum yang mempertemukan para Owner, Regulator, Otoritas, dan Para Stake Holder pelaku Business, saya berharap forum ini bukan hanya sekedar diskusi bisnis tapi harapannya nanti bisa ada Eksekusi Bisnis, yang diharapkan juga bukan hanya bersama sama sekedar bertemu tapi bisa melahirkan rekomendasi yang baik, yang bisa kita gunakan dan manfaatkan untuk Kemajuan Ekonomi khususnya di Sulawesi Selatan” Imbuhnya

Solihin Jusuf Kalla selaku President Director Kalla juga mengungkapkan Bagaimana Kalla Group bisa bertahan melewati krisis – krisis yang pernah terjadi di Indonesia sejak awal tahun 80an hingga saat ini.

“Jadi ketidakpastian itu tidak boleh dimiliki oleh seorang Interprenur, CEO, dan Leader, kami sebagai sebuah Perusahaan Swasta harus memastikan semua hal terjadi secara Pasti, Lalu bagaimana kami sejauh ini bisa mengatasi krisis yang telah terjadi sejak tahun 80 hingga saat ini yaitu, Ketika terjadi Krisis disitulah kami diharuskan berkreasi, berfikir untuk mencari sesuatu hal yang baru, yang solutif, disaat terjadi krisis itulah kami ditantang untuk menemukan ide ide baru, sebuah ide yang bisa membuat kita survive ditengah krisis yang terjadi.” ungkapnya

Lanjut, dirinya menambahkan berbagi pengalaman terkait cara Kalla Group bisa melewati Krisis ketika terjadi Percepatan Teknologi

“Pada awal tahun 80 hingga 90an itu Kalla Pernah bekerja sama dengan KSO Telkom untuk memasok sambungan kabel telepon yang menghubungkan dari bali hingga papua, hingga pada akhir 90an kami merasa Perkembangan Teknologi begitu kencang, Pada tahun tahun itu terjadi Perubahan dari Kabel Telepone ke Wireless, akhirnya pada awal tahun 2000an kami mencoba berfikir keras untuk beralih dari bisnis sebelumnya, ke bisnis teknologi yang eksistensinya bisa bertahan hinga 100 tahun kedepan,” bebernya

“Untuk itulah kami akhirnya memilih PLTA dan memulai Bisnis di Bidang Energi hingga akhirnya sekarang kami fokus pada Bisnis Green Energy , Nah pada saat itulah kami akhirnya bisa melewati Krisis”tambahnya

Febrina selaku Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menjelaskan peran Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi membuat Program terkait dengan upaya dalam mengatasi Inflasi daerah Sulawesi Selatan.

“Kami dari Bank Indonesia sendiri bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), salah satunya itu kami adakan Baazar Pasar murah pada bulan September 2022 kemarin bersama dengan Pemerintah Provinsi, Koordinasi Komunikasi dengan Pemerintah Provinsi, dimana Pemerintah daerah mendukung penuh adanya Pengendalian Inflasi melalui pelaksanaan High Level Meeting (TPID), Optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan/Subsidi Ongkos Angkut, dan beberapa Program lainnya”. Jelasnya

Darwisan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua menyampaikan kabar baiknya megenai Aset Sulawesi Selatan terus mengalami pertumbuhan yang meskipun tidak secara signifikan tapi terus meningkat.

“Alhamdulillah, aset kita di Sulawesi Selatan sendiri masih tetap terus tumbuh dan sekarang ini aset kita itu sudah 167 Triliun walaupun tumbuhnya hanya sebesar 5,91persen tapi masih terus tumbuh meskipun ada sedikit perlambatan, Jadi pada Agustus 2022 Kinerja Perbankan Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan yang Positif secara Year on year untuk Aset, DPK sebesar 4,29 persen, dan Kredit sebesar 6.07 persen” ungkapnya.

Beliau juga menambahkan bahwa Restrukturisasi Kredit Bank Umum Sulawesi Selatan telah menurun pada tahun 2021 hingga Juni 2022.

“Restrukturisasi Kredit Bank Umum Sulawesi Selatan meningkat secara Signifikan di hampir seluruh Sektor Ekonomi pada tahun 2020, kemudian menurun secara Siginifikan di tahun 2021 hingga Juni 2022, Jadi tentunya ini adalah langkah yang harus diambil OJK pada bulan Maret 2020 saat Pandemi dengan mengeluarkan kebijakan POJK 11 waktu itu dan luarbiasa, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika pada saat itu kita tidak mengeluarkan kebijakan Restru ini,” ungkapnya
.
“Kebijakan POJK 11 dan PJOK 48, mungkin Ekonomi kita akan jatuh pada saat itu karena semua dunia usaha yang tidak membayar langsung MPL bahkan semua Perbankan pasti bisa jatuh” tambahnya. (*)

Penulis: Hikmah
  • Bagikan