Taiwan ICDF dan CoE Fakultas Pertanian Unhas Latih Petani Ciptakan Benih Berkualitas

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM — Taiwan International Cooperation and Development Fund (Taiwan ICDF) berkomitmen mendorong peningkatan kualitas petani melalui kerjasama yang terjalin dengan Center of Excellence (CoE) Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Upaya ini dilakukan melalui pendamping pembinaan dan kegiatan-kegiatan pelatihan yang menyasar petani pada wilayah pembinaan. Salah satunya dengan memberikan pelatihan penangkaran benih.

Specialist of Taiwan Technical Mission in South Sulawesi itu Yi-Cheng Huang mengatakan, dalam pelatihan ini pihaknya ingin memperkenalkan atau memberikan pengetahuan atau teknik baru kepada petani untuk membantu mereka meningkatkan produksi dan juga manfaat lainnya dalam peningkatan produktivitas petani.

“Kita ketahui tujuan penangkaran benih ini adalah petani mampu menghasilkan benih yang berkualitas. Dengan benih berkualitas ini maka petani tentunya bisa meningkatkan kualitas dan produksi,” katanya di sela-sela Pelatihan Penangkaran Benih Padi Tahun 2022, di Hotel Arthama Makassar, Jumat (21/10/2022).

Kegiatan yang dihadiri 32 peserta yang terdiri dari petani, pendamping pada program kerjasama, dan perwakilan pemerintah daerah akan berlangsung hingga 23 Oktober 2022 mendatang.

Yi-Cheng Huang mengungkapkan, program kerjasama antara Taiwan ICDF dan CoE Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin ini telah berlangsung di tahap kedua atau telah berjalan selama 6 tahun. Hasil dari kerjasama melalui pendampingan dan pembinaan kepada kelompok petani ini sudah berhasil meningkatkan keuntungan sebanyak 20 persen.

“Peningkatan ini, baik dari segi produksi maupun pendapatan bagi petani. Kemudian untuk jangka panjangnya kami harap benih berkualitas yang kita hasilkan bisa membantu memenuhi kebutuhan benih di Indonesia,” harapnya.

Sementara, Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof. Salengke mengaku, pelatihan ini tentunya akan memberikan manfaat bagi petani dalam mendorong agar bisa menghasilkan benih berkualitas.

“Kami mengakui selama kerjasama ini berlangsung ada banyak hal-hal baru yang kita pelajari dan kembangkan bersama. Dari kerjasama ini juga kita sudah melihat, bahwa petani kita sudah mampu menghasilkan benih berkualitas,” ujarnya.

Bahkan, dalam pertemuannya dengan pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI, pihaknya memperkenalkan hasil kerjasama antara Taiwan ICDF dan Fakultas Pertanian Unhas ini. Apalagi Presiden RI Joko Widodo sangat konsen tentang kedaulatan pangan, dan universitas dinilai mampu berkontribusi untuk mendorong swasembada untuk menjaga kedaulatan pangan.

“Kami dalam kesempatan itu salah satu kegiatan yang kita perkenalkan adalah kerjasama Unhas dan Taiwan ICDF ini. Dimana salah satunya mengembangkan benih berkualitas,” katanya.

Menurut Prof Salengke, program kerjasama tersebut pun sangat jelas dalam menunjang kedaulatan pangan, terutama dalam pemenuhan benih.

“Saya hitung kalau setiap haktare (Ha) nya menghasilkan 4 ton benih, kalau kita lihat kebutuhan pertanaman di Sulsel berarti itu sudah berkontribusi sekitar 17 persen dari kebutuhan benih untuk Sulsel. Ini kontribusi yang besar.

Ia pun berharap, pada peserta yang hadir dari pelatihan tersebut mampu memberikan banyak manfaat. Bukan hanya pada finansial petani, tetapi juga ilmu, termasuk berharap ilmu-ilmu yang didapatkan dapat terapkan meskipun kerjasama tersebut akan berakhir.

Hal senada diungkapkan Wakil Rektor IV, Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof Adi Maulana mengungkapkan, berjalannya kerjasama antara Taiwan ICDF dan Fakultas Pertanian Unhas tentunya karena kontribusi dari dukungan dari para kelompok petani. Pasalnya, petani inilah yang dinilai lebih paham dengan persoalan yang ada di lapangan.

“Salah satu yang kita harapkan adalah produk dari hasil kerjasama ini. Bagaimana Fakultas Pertanian Unhas di usianya yang sudah sangat tua sekitar 60 tahun ini bisa menghasilkan benih, karena sampai sekarang belum ada benih yang dihasilkan. Sudah saatnya nanti kita bisa menghasilkan ini, sebab ini juga bisa menjadi salah satu legasi dari Fakultas Pertanian Unhas,” ungkapnya singkat.

Sementara, Ketua Tim Pelaksana CoE Fakultas Pertanian Unhas Prof Yunus Musa mengatakan, pelatihan ini diberikan untuk memberikan pengetahuan tentang penangkaran benih. Apalagi, sejak awal Oktober 2022 ini para petani mulai melakukan hambur benih. Termasuk pada November, hingga masuk Desember 2022 mendatang.

“Sebelum melakukan kegiatan di sawah, kami ingin memberikan pengetahuan bahwa pembenihan padi itu bukan kita menanam untuk kebutuhan menjadi gabah, dan menjadi beras, tetapi dipakai untuk menanam menghasilkan benih pada penanaman berikutnya,” kata Prof Yunus.

Dari kerjasama ini telah ada 380 Ha area pertanaman yang dibina. Mereka terbagi di delapan kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Antara lain, Kabupaten Gowa, Maros, Pinrang, Sidrap, Bone, Wajo, Soppeng, dan Kota Parepare.

“Sejak awal kerjasama atau pada 2018, kita membina petani di Gowa, Maros, Pinrang, Sidrap dan Bone. Kemudian pada 2019, kita kembangkan dengan membina petani di Wajo, dan Soppeng sehingga menjadi enam kabupaten. Selanjutnya pada 2021 kita membina petani di Kota Parepare, sehingga delapan kabupaten dan rencana akhir 2022 kita akan bina petani di Kabupaten Barru, sehingga ada sembilan,” terangnya. (*)

  • Bagikan