Dokter Sebut Tragedi Itaewon Menunjukkan Betapa Lemahnya Jantung Manusia Pasca Covid

  • Bagikan
Ilustrasi Jantung Manusia

JAKARTA, BACAPESAN.COM – Pegiat media sosial dokter Tifauzia Tyassuma atau biasa disapa dr Tifa sebut tragedi Itaewon di Korea Selatan menunjukkan betapa lemahnya jantung manusia pasca Covid.

dr Tifa menyampaikan hal tersebut melalui unggahan pada akun media sosial Twitter pribadinya baru-baru ini yang bernama @DokterTifa.

dr Tifa diketahui memang aktif dalam menggunakan platform tersebut untuk menyampaikan pendapat-pendapat pribadinya.

Kali ini dr Tifa angkat bicara dengan tragedi yang begitu memilukan ketika masyarakat Korea Selatan merayakan Halloween berujung kematian di Itaewon.

“Tragedi Itaewon menunjukkan betapa lemahnya jantung manusia pasca COV1D, baik dampak virus maupun vaksinnya,” tulis dr Tifa.

Lebih lanjut dr Tifa menyarangkan agar masyarakat penyintas Covid serta yang telah vaksin untuk tetap memeriksa kesehatan jantung.

“Bagi Anda penyintas COV1D dan penerima Vaksin, segera check kesehatan jantung Anda. RIP,” beber dr Tifa.

Kicauan dr Tifa soal ini mendapat 410 komentar, 814 retweets, dan 1.510 likes dari warganet sampai berita ini tayang.

Selain itu dr Tifa turut membagikan sebuah tautan yang berisi penjelasan tentang radang jantung dari orang-orang pasca vaksin.

“Pasca Vaksin COV1D, risiko tinggi pada anak muda untuk mengalami Radang Jantung atau Myocarditis,” terang dr Tifa.

Pegiat media sosial ini juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada ketika berada di tempat berkerumun padat.

“Hati-hati dan waspada denga kerumunan dan tempat-tempat yang membuat anda kehabisan oksigen yang memacu jantung bekerja lebih kencang,” jelas dr Tifa.

Tak hanya itu dr Tifa kembali membahas perihal tragedi Itaewon dimana rujukannya ialah pemberitaan dari media massa Korea Selatan.

“Media Korea: ratusan korban tragedi Itaewon alami Cardiac arrest,” kata dr Tifa.

“Serangan jantung terjadi karena Cateholamine effect post vaksin COVID, sebabkan henti jantung mudah terjadi,” lanjutnya.

“Hati-hati untuk usia muda, hindari desak-desakan dan situasi yang pacu stress,” tutup dr Tifa.

Sebelumnya kisah tragis dialami warga Korea Selatan (Korsel), saat pesta Halloween di sebuah gang di Ibu Kota Korea Selatan.

Sebanyak 149 orang yang tewas itu didominasi oleh remaja usia 20 tahunan, yang harus meregang nyawa akibat terinjak-injak oleh pengunjung lainnya.

Dilansir Reuters, Minggu 30 Oktober 2022, Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan mengatakan sebanyak 65 orang terluka dalam bentrokan di distrik Itaewon itu.

Sembilan belas dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan menerima perawatan darurat kata pejabat setempat.

Itu adalah acara Halloween pertama di Seoul dalam tiga tahun setelah negara itu mencabut pembatasan COVID dan jarak sosial. Banyak pengunjung pesta mengenakan topeng dan kostum Halloween.

Dilansir AFP, Minggu 30 Oktober 2022, saksi mata yang berada di lokasi bercerita berebut keluar dari kerumunan yang menyesakkan itu.

Orang-orang menumpuk di atas satu sama lain. Paramedis yang melakukan evakuasi sampai kewalahan hingga meminta bantuan orang yang lewat untuk memberi pertolongan pertama kepada para korban yang belum tertangani.

“Ada begitu banyak orang yang didorong dan saya terjebak di antara kerumunan dan saya tidak bisa keluar pada awalnya juga,” kata Jeon Ga-eul, 30 tahun kepada AFP.

Jeon Jeon Ga-eul memiliki firasat bahwa hal buruk akan terjadi. “Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi,” ujarnya.

Jeon Ga-eul mengatakan penyerbuan terjadi di dekat Hotel Hamilton di distrik Itaewon yang dikenal sebagai lokasi kehidupan malam. Di mana sejumlah besar orang berkumpul di gang sempit dekat hotel. (fin/*)

  • Bagikan