Lewat Program Inklusi Gedsi, YKPM Terus Suarakan Hak Perempuan Pangkep

  • Bagikan
Direktur Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulawesi Selatan, Mulyadi Prayitno

PANGKEP, BACAPESAN.COM – Melalui Program Inklusi kesetaraan gender, disabilitas dan sosial (GEDSI) KAPAL Perempuan, Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulawesi Selatan, terus kawal hak hak perempuan di Kabupaten Pangkep.

Program melalui kerja sama yang dibangun antara Indonesia melalui Bappenas dan Australia ini, hadir menjadikan perempuan untuk berdaya, kritis terhadap dirinya sendiri dan mendorong perempuan menuntut hak-hak dasarnya.

“Kami hadir mendampingi masyarakat yang terinklusi itu dalam kaitannya dengan status hukum yang belum terpenuhi, jadi kita dorong perempuan perempuan Pangkep untuk bisa berdaya hingga mampu menjadi pemimpin,” jelas Direktur Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulawesi Selatan, Mulyadi Prayitno, Sabtu (29/10/2022).

Lebih jauh dijelaskan bahwa saat ini program inklusi memiliki 7 program prioritas yang menjadi sasaran kerja, KAPAL Perempuan seperti menyasar kelompok marginal dalam artian akses terhadap identitas hukum, seperti KTP, KK termasuk Kartu Anak.

“Kami menemukan banyak perempuan yang tidak memiliki KTP, jadi tanpa identitas ini hak mereka tidak akan terpenuhi,” tambahnya.

Selain soal identitas hukum, program prioritas inklusi gedsi juga memprioritaskan jaminan Sosial seperti bansos, penghapusan kekerasan seksual, melalui penerapan undang undang tindak pidana kekerasan seksual (TPKS), hingga memastikan perempuan bisa ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Diketahui KAPAL Perempuan yang telah hadir di Pangkep sejak 2 dekade terakhir, lebih memproritaskan Hak Asasi Manusia (HAM) di kalangan kaum hawa, baik di kepulauan (pesisir) di gunung maupun di daratan dengan maksud perempuan dapat ikut serta dalam keterlibatan pembagunan di daerah.

Saat ini KAPAL Perempuan punya sebelas desa rintisan ditambah satu desa yang menjadi lokasi utama kegiatan program inklusi gedsi.

Lokasi utama penerapan program terletak di desa Mattiro kanja, sementara 11 Desa rintisan dari program yang mulai aktif Maret 2022 tersebut antara lain di Desa Tompobulu, Lanne, Bantimurung, Desa Mattiro bombang, hingga Desa Mattiro Labangeng.

Diketahui program Inklusi gedsi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja khususnya kaum perempuan dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version