Dorong Perlindungan Pohon Langka dan Terancam, Balai TN Babul Survei dan Identifikasi Sebarannya

  • Bagikan

MAROS, BACAPESAN.COM —Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung bekerjasama dengan Fauna & Flora International Indonesia Programme wilayah Sulawesi saat ini sedang melakukan survei plot di sejumlah titik di Kawasan karst Maros Pangkep untuk jenis tumbuhan kategori pohon langka dan terancam.

Diketahui terdapat 5 jenis pohon langka dan terancam yang menjadi spesies target dalam kegiatan survei kali ini. Ke-lima jenis tersebut meliputi Hopea celebica, Diospyros celebica, Pterocarpus indicus, Knema matanensis, Chionanthus celebicus yang saat ini keseluruhannya masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kepala Tata Usaha Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Muh. Nurhidayat mengetahui bahwa terdapat beberapa pohon endemik yang berada di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, antara lain Diospyros celebica atau dikenal pohon Eboni dan juga Hopea celebica atau Giam/keeri.

“Memang ada beberapa jenis sepengatahuan saya, ada eboni misalnya dan juga Hopea celebica. Untuk jenis lainnya, kami identifikasi ternyata juga ada di dalam Kawasan setelah dilakukan penilaian awal oleh teman-teman baru-baru ini,” kata Nurhidayat.

Nurhidayat melanjutkan, upaya perlindungan jenis pohon ini tentunya akan ditindak lanjuti kedepannya, terlebih karena spesies target tersebut masuk ke dalam daftar merah IUCN namun saat ini belum ditetapkan sebagai jenis pohon yang dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah

“Tentunya akan ada upaya perlindungan yang akan kami dorong khususnya untuk jenis pohon langka tersebut, apalagi semuanya masuk kategori IUCN redlist,” tutup Nurhidayat

Dikonfirmasi terpisah, Project Manager Fauna & Flora International’s Indonesia Programme (FFI’s IP) Wilayah Sulawesi, Fardi Ali Syahdar mengatakan bahwa pengungkapan sebaran pohon langka di Kawasan karst Maros Pangkep termasuk di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini didasarkan dari hasil studi literatur bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang dilakukan sejak tahun 2018 lalu.

“Dari hasil penilaian awal, ada 16 titik yang tersebar di Kawasan karst Maros-Pangkep, yang kemudian diklasifikasi lebih lanjut berdasarkan sebaran dan tingkat keterancaman, terpilih 7 target plot permanen, yaitu 3 plot di Karaenta, 1 plot di daerah Tompobalang, 1 plot di area Pattiro dan 2 plot di area karst Lopi-lopi,” kata Fardi

Ditambahkannya bahwa dari ke-lima jenis tersebut, yang paling sulit dijangkau persebarannya adalah Hopea celebica karena umumnya ditemukan di lokasi tebing karst yang membutuhkan keterampilan khusus. Menurutnya, kondisi ini juga lah yang kemudian menjadi latar belakang pentingnya pelibatan komunitas lokal khususnya bagi kelompok yang telah dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus dalam kegiatan eksplorasi di Kawasan karst

“Dari 5 jenis pohon langka ini, Hopea celebica sebenarnya yang paling menjadi perhatian utama kami, karena mungkin area persebarannya terdapat pada lingkungan yang spesifik atau umumnya itu ada di tebing-tebing karst yang butuh keterampilan khusus untuk mengaksesnya. Kelompok binaan yang juga merupakan masyarakat sekitar Kawasan yang sudah dibekali pengetahuan dan keterampilan terkait ini, tentu perannya menjadi sangat penting,” tambah Fardi.

Pasca kegiatan survei yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme serta masyarakat setempat ini, diketahui akan ditindaklanjuti dengan melakukan studi Propagasi dan Feneologi bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, khususnya untuk jenis Hopea celebica. (*)

  • Bagikan