DENPASAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bekerja sama dengan PT BRI Danareksa Sekuritas, secara simbolis melakukan penandatanganan Pencanangan Literasi serta Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pacalang di Bali.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pacalang di Bali dimaksudkan untuk meningkatkan literasi masyarakat.
“Kami harapkan ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai investasi, khususnya di Bali agar tidak ada lagi masyarakat yang terjerumus ke dalam investasi ilegal atau bodong, dan modus-modus penipuan investasi lainnya”, ujar Iman.
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan bahwa Pemprov Bali mendukung kegiatan edukasi dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi pasar modal di Bali, “Ini agar masyarakat Bali lebih mengenal dan memanfaatkan pasar modal untuk meningkatkan kesejahteraan serta ketahanan ekonomi masyarakat Bali,” ungkapnya.
Berdasarkan data, jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan selama tahun 2022 yang telah mencapai 10.311.152 single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4.439.933 SID.
Meningkatnya investor pasar modal tersebut tentu tidak hanya didorong oleh kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang dilakukan secara masif, tapi juga karena adanya kemudahan dalam membuka rekening efek yang dapat dilakukan secara online.
Program literasi dan inklusi pasar modal ini akan dilakukan secara berkelanjutan oleh Kantor Perwakilan BEI Bali. Dengan didukung oleh OJK dan PT BRI Danareksa Sekuritas, diharapkan pemahaman mengenai investasi pasar modal di Desa Adat, serta para Pacalang di Bali dapat ditingkatkan. Program ini sekaligus juga sebagai apresiasi pasar modal Indonesia terhadap Desa Adat serta Pacalang dalam menjaga kelestarian adat budaya Bali.
“Sebagai upaya meningkatkan literasi pasar modal, kami berusaha untuk terus bersinergi menggencarkan program-progam edukasi ke berbagai pihak” ujar Iman.
Program ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat luas akan investasi pasar modal. Selain itu, ke depannya diharapkan pula agar sinergi, serta kolaborasi antar pemangku kepentingan dapat semakin meningkat dan seluruh pihak dapat semakin berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal Indonesia. (*)