Pasang Badan Bela Jokowi, Idrus Marham: Negara Demokrasi Tidak Dibenarkan Caci Maki Presiden

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Ketua Dewan Penasihat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Idrus Marham menilai, penyelenggaraan diklatnas latihan manajemen dakwah (LMD) ke-3 atas kerjasama Lemhannas dengan BKPRMI berada dalam rel yang benar dan dilakukan pada momentum yang tepat.

Hal itu, menurut Idrus karena dilakukan pada saat kehidupan kebangsaan berjalan kurang kondusif, yang ditandai dengan mengemukanya berbagai intrik dan fitnah politik antar-elit dan anak bangsa. Setiap hari muncul caci maki kepada pemerintah, tidak terkecuali terhadap Presiden Jokowi juga.

‘”Ini sangat memprihatinkan dan menyesakkan dada. Masak presiden dicaci maki dengan berbagai lebel yang macam-macam dan tidak pantas kalua saya sebutkan satu persatu,” demikian ungkapan mantan Sekjen Dapap Golkar itu, dalam keterangan resmi kepada awak media di Makassar, Rabu (1/2/2023).

Lanjut politisi asal Pinrang itu, ibaratnya caci maki terhadap pemerintah dan presiden sudah tidak mengindahkan nilai-nilai yang patut, seperti kehidupan di hutan rimba yang tak mengenal norma-norma yang ada.

Padahal, prestasi Presiden Jokowi cukup membanggakan dan dipuji-puji dunia internasional. Pada KTT G-20 yang lalu, Presiden Jokowi dielu-elukan oleh pemimpin bangsa lain.

“Masa di dalam negeri malah dihina, dikatain seperti firaun, dajjal, Thogut, dan berbagai sebutan negatif lainnya yang cenderung menghina dan tidak mengindahkan nilai moral. Untung saja presiden kita orangnya sabar dalam menyikapi berbagai cacian makian ini. Idrus mengatakan, kritik yang ditujukan kepada Presiden Jokowi sudah bukan lagi kritik yang sehat tetapi sudah berubah jadi ujaran kebencian,” katanya.

Dia berpandangan, kebebasan menyatakan pendapat yang dijadikan topeng untuk menyerang presiden sudah kebablasan. Sehingga dia tidak rela presiden dicacai maki tidak karuan.

Menurut dia, kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat dalam demokrasi harusnya tetap disertai dengan tanggung jawab. Harus dalam tata nilai yang bagus, tidak liar seperti di hutan rimba. Jika pun ada kebijakan yang tidak pas, marilah dibicarakan dengan baik, dikomunikasikan secara santun sesuai budi daya luhung yang diajarkan oleh nenek moyang kita.

Penyampaiannya harus sesuai tata nilai yang ada serta lewat saluran yang tepat. Politisi Golkar ini berharap Lemhannas terus mengadakan kegiatan seperti Diklatnas LMD BKPRMI.

“Lemhannas bersama BKPRMI betul-betul konsen ingin menjadikan lembaga ini mampu memberikan legitimasi akademik dan konseptual terhadap masalah-masalah kebangsaan. Saya berharap lembaga ini mampu menginspirasi bagi terciptanya sebuah tradisi politik yang demokratis,” ujarnya.

Tradisi demokratis itu, tutur Idrus, memberi ruang kepada semua anak bangsa untuk bersaing secara kualitatif, dengan menjadikan ide dan gagasan sebagai instrumen politik. Menurut dia, produktivitas politik hanya dapat dicapai apabila semua pihak konsisten menjadikan ide dan gagasan sebagai instrumen utama.

“Tidak ada produktivitas dalam dunia politik apabila dikembangkan melalui fitnah, melalui hoax, dan intrik-intrik politik dan fitnah. Bukan itu caranya,” tegas Idrus Marham.

Dalam ceramahnya, Idrus juga mengapresiasi Lemhannas yang serius menjaga kondusifitas bangsa. Salah satunya bersama BKPRMI menggelar Diklatnas Latihan manajemen dakwah (LMD) ke-3 dari 29 Januari hingga 5 Pebruari 2023.

“Saya sampaikan apresiasi kepada Lemhannas dan BKPRMI yang mengadakan Diklatnas dengan peserta para Ketua DPW BKPRMI se-Indonesia yang jumlahnya ratusan orang, ini sangat luar biasa,” kata Idrus. (*).

  • Bagikan