Cuaca Tak Kondusif Selama Januari, Kangkung, Ikan Cakalang, dan Beras Jadi Penyumbang Inflasi

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID –
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi penyumbang inflasi dengan andil terbesar selama Januari yakni 0,84 persen dibanding bulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis komoditas, Kangkung, Ikan Cakalang, dan Beras merupakan komoditas dengan andil inflasi terbesar di periode laporan.

Dalam rilis resminya, Direktur Bank Indonesia Sulawesi Selatan, M. Firdauz Muttaqin menerangkan tingginya inflasi di lima kota besar di Sulsel yakni Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare, dan Palopo pengaruhi oleh kondisi cuaca.

Di banding bulan sebelumnya, inflasi di lima kota tersebut tercatat sebesar 0,63 persen. Meski demikian, Angka ini tercatat lebih rendah jika di bandingkan Desember 2022 lalu dengan inflasi 0,71 persen dibanding bulan sebelumnya.

“Hal ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang kurang kondusif dan gelombang yang tinggi. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh Komoditas Angkutan Udara, Bensin, dan Bawang Merah yang mengalami deflasi sejalan dengan penurunan harga avtur dan pasokan yang terjaga. Kelompok Pakaian dan Alas Kaki serta Kelompok Transportasi juga tidak mengalami inflasi.” jelas Firdauz

Dari lima kota tersebut, Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,67 persen dibanding bulan sebelumnya, sementara inflasi terendah terjadi di Kota Parepare dengan inflasi hanya 0,38 persen dibanding bukan sebelumnya.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi gabungan 5 (lima) kota IHK di Sulawesi Selatan secara tahunan tercatat sebesar 5,83 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 5,28 persen dibanding tahun sebelumnya di periode yang sama.

Secara tahunan, seluruh kelompok komoditas di Sulsel mengalami inflasi. Komoditas Bensin dan Angkutan Udara mengalami inflasi dengan andil terbesar yang masih terpengaruh oleh dampak kenaikan harga BBM Subsidi per September 2022 dan harga avtur yang tinggi.

Memasuki Februari, inflasi bulanan diprakirakan lebih rendah sejalan dengan tekanan cuaca yang mereda meskipun La Nina diprakirakan masih akan terjadi sampai akhir Maret 2023. Selain itu, jumlah hari libur pada Februari yang lebih sedikit dari Januari juga mempengaruhi penurunan permintaan.

Pada tahun 2023, Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas harga di Sulsel, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Hal itu dilakukan melalui strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

“TPID se-Sulsel terus memperkuat Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta melanjutkan pemantauan pasokan serta harga secara berkala,” tutupnya. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version