ITB Kalla Komitmen Cetak Tenaga Kerja Profesional dan Pengusaha Muda Pencetak Lapangan Kerja

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID- Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Kalla adalah kampusnya pengusaha muda profesional.

Hal tersebut diucapkan Rektor ITB Kalla, Syamril ST dalam Fodcastnya bersama Harian Rakyat Sulsel, Rabu (1/3/2023).

Berawal dari mimpi besar pebisnis kenamaan Makassar H Jusuf Kalla, kampus ini kemudian didirikan 2019 silam dengan empat jurusan kekinian antara lain Kewirausahaan, Bisnis Digital, Management Retail dan Sistem Informasi.

“Berdirinya ITB Kalla pada 2019 Juli lalu, ini tahun ke 4. Kenapa didirikan, karena Kalla Group selain mengembangkan bisnis, juga ada yayasan Kalla yang membawahi Athirah. Ini pengembangan setelah hadirnya TK, SD, SMP, SMA, kemudian kita buat Universitas,” Jelas Syamril.

Didirikannya kampus bisnis ini bukan tanpa sebab, pengalaman puluhan tahun Jusuf Kalla mengelola bisnis menjadi tumpuan hadirnya ITB Kalla.

“Kenapa kemudian memilih membuka kampus bisnis karena Kalla Group ingin mendorong usaha baru tumbuh dan berkembang. Masyarakat juga butuh lapangan kerja untuk membangun negara,”ungkapnya.

Menurut Syamril, selama beberapa tahun bekerja di bagian SDM Kalla Group dirinya telah melihat banyaknya pencari kerja tidak sejalan dengan jumlah lapangan kerja, sehingga yang harus ditingkatkan adalah daya saing dan membuka lapangan kerja yang luas,

“Untuk itulah dihadirkan ITB Kalla dengan jurusan-Jurusan seperti Kewirausahaan, Bisnis Digital Manajemen Retail, dan Sistem Informasi untuk menciptakan tenaga kerja dan juga menghadirkan lulusan yang mampu membuka lapangan kerja,” terangnya.

Yang membedakan dengan kampus lain menurut Syamril adalah konsep pembelajaran yang diterapkan di ITB Kalla dengan laboratorium raksasa berupa seluruh lini bisnis Kalla Group

“Jadi kita mencoba menjadikan Kalla group laboratorium belajar, maksudnya dosen bisa mengakses seluruh unit bisnis Kalla. Betul-betul teori dan praktek terintegrasi dan kita seimbangkan 60 persen akademik dan 40 praktek,” bebernya.

Tidak hanya itu, tenaga pengajar juga menjadi perhatian ITB Kalla, “Dosennya kita seimbangkan antara dosen akademisi dan dosen praktek yang memiliki pengalaman. Kemudian bagaimana dipadukan itu,” katanya.

Dalam proses belajar pula, ITB Kalla memiliki mata kuliah jangkar agar pembelajaran dan mata kuliah dapat tuntas. “Kita juga memiliki psikolog yang memonitor karir mahasiswa yang ada. Kita tidak sekedar berfokus pada akademik,” terangnya

“Selanjutnya kita mendorong mereka untuk kuliah dan merintis bisnis. Sambil kuliah, Dosen dapat menjadi konsultan. Yang belum punya bisnis kita dorong studi kasus dengan didampingi Profesor dari ITB. Studi kasus ini nanti kita adakan tidak sekedar tekstual tetapi kontekstual,” tambah Syamril.

Hal lain yang disiapkan ITB Kalla selain ijazah, ditambahkan pula asesmen ala Kalla group. Untuk KKN, ITB Kalla juga memiliki dua pola yakni KKN di desa dan di perusahaan yang berlangsung selama tiga bulan.

“Kami ingin memastikan keluaran ITB Kalla siap pakai dan bahkan sudah terpakai. Untuk mahasiswa saat ini, kita sebarannya ada dari Jawa dan lebih banyak dari Makassar, Kalimantan juga ada. Di daerah juga banyak pengusaha, dia harus menyiapkan generasi keduanya, misalnya dari Sidrap, anak penjual beras yang ingin melanjutkan bisnis orang tuanya bisa berkuliah di ITB Kalla,”.

Selain memantapkan sistem pendidikan, ITB Kalla juga tak pernah berhenti berinovasi. Kalla Institut learning dan development adalah salah satu contoh nyata program inovasi yang baru saja di launching ITB Kalla.

“Istilahnya kami hirilisasi dari edukasi ke usaha, kita support timnya. Ini selaras dengan misi pak JK yakni menumbuhkan UMKM. Sebelumya ada juga inkubator bisnis yakni mengumpulkan ide bisnis dari siswa siswi SMA yang hadiah bagi pemenangnya tidak hanya uang tetapi juga barang untuk membuat bisnis. Ini lomba ide bisnis.,” bebernya.

Terkait target, Syamril menyatakan saat ini pihaknya masih berfokus di fase Institusional, “Kami mendorong akreditasi Institut dan prodi. Empat prodi sudah keluar, nanti kita liat setelah lewat di fase kedua apakah kita buka prodi baru atau MBA S2. Kita sudah penawaran dari bandung,” jelasnya

Lebih Jauh, ITB Kalla juga membuka pendaftaran mahasiswa baru seluas-luasnya dan untuk 13 orang mahasiswa Adan beasiswa. “Satu prodi kami 25 orang, jadi sekitar 100 orang perangkatan. Disitu kita buka sekitar lebih 10 persen beasiswa. Sekarang sudah ada 20 orang. Ada banyak macam beasiswa, ada juga subsidi 50 persen, ada juga 25 persen. Syaratnya dilihat dari kondisi ekonomi dan prestasi siswa. Ada juga jalur portofolio bisnis dan tahfis kur’an,” jelasnya.

Terakhir, seperti harapan JK, Syamril berharap dapat mencetak tenaga profesional yang dapat terserap tenaga kerja atau bahkan membuka lapangan kerja.

“Pak JK berharap jangan sampai kita menghasilkan lahan dosa bukan pahala, yakni menghasilkan pengangguran. Kita berharap mahasiswa ITB Kalla punya kualifikasi dan kompetensi. Dibuktikan dengan sertifikasi profesi. Kami berharap mahasiswa punya daya saing tinggi dan bisa membuka lapangan kerja baru,” tutupnya. (*)

  • Bagikan