Kejati Sulsel Ditantang Usut Dua Proyek Puluhan Miliar di Takalar yang Diduga Mubazir

  • Bagikan

TAKALAR, BACAPESAN.COM – Lembaga Anti Korupsi dan Kekerasan Hak Asasi Manusia (Lankoras-Ham) Sulsel menantang Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel mengusut dua proyek puluhan miliar di Kabupaten Takalar yang diduga mubazir.

Ketua DPW Lankoras-Ham Sulsel, Adi Nusaid Rasyid mengemukakan, kedua proyek tersebut yakni proyek jaringan irigasi tetes penangkaran bibit jagung di Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, dan proyek pembangunan fasilitas pelabuhan laut di Desa Mattirobaji, Kecamatan Kepulauan Tanakake, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Adi Nusaid Rasyid mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menggelontorkan anggaran melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 senilai Rp17 miliar untuk membangun jaringan irigasi tetes penangkaran bibit jagung di Desa Bontomanai, sedangkan proyek pembangunan fasilitas pelabuhan laut yang dibangun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dibiayai APBN murni senilai Rp38 miliar.

“Setelah kami melakukan investigasi kedua proyek diduga tidak ada manfaatnya untuk masyarakat Takalar, sehingga kami menantang Kejati Sulsel mengusut kedua proyek yang menghabiskan uang negara puluhan miliar ini, kalau tidak segera diusut maka kinerja Kejati Sulsel layak dipertanyakan,” pinta Adi Nusaid Rasyid, Senin (8/5/2023).

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menggelontorkan anggaran melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 senilai Rp17 miliar untuk membangun jaringan irigasi tetes di Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.

Irigasi tetes penangkar bibit jagung tersebut diketahui adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa, dan emitor.

Irigasi tetes yang dibangun di Desa Bontomanai ini memang diharapkan bisa mengangkat produksi para petani. Namun, kenyataannya proyek tersebut hingga kini tak bisa dinikmati warga khususnya yang tergabung dalam kelompok tani penerima manfaat.

“Dari 20 mesin penangkar bibit jagung tersebut hanya 12 yang berfungsi, selebihnya 8 tidak berfungsi, penyebabnya kita tidak tahu,” kata salah seorang warga penerima manfaat, Jamal Daeng Nai belum lama ini.

Tidak berfungsinya sebagian mesin penangkar bibit jagung tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Desa (Kades) Bontomanai, Muhammad Aris.

“Banyak mesin yang tidak berfungsi, apalagi mesin yang berdekatan dengan sungai, itu airnya payao sehingga tidak cocok untuk tanaman seperti jagung,” jelas Kades Bontomanai belum lama ini saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara, proyek pembangunan fasilitas pelabuhan laut di Desa Mattirobaji, Kecamatan Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, yang dibangun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah selesai sejak 2020 lalu. Hingga kini
pelabuhan tersebut terkesan mubazir.
Pasalnya, sampai saat ini pelabuhan itu diduga tak kunjung dioperasionalkan.

Ketua DPW Lankoras-Ham, Adi Nusaid Rasyid mengkritisi pelabuhan itu
tidak pernah difungsikan hingga saat ini. Padahal, proyek tersebut menelan keuangan negara mencapai puluhan miliar.

“Pelabuhan ini sudah lama dibangun, harus segera difungsikan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Jangan sampai terkesan mubazir, ataukah proyek ini sengaja dibangun untuk membuang-buang anggaran saja,” pungkasnya.

Menurut Adi Nusaid Rasyid, belum difungsikannya pelabuhan itu, lantaran diduga posisi dermaga berada di titik yang dangkal sehingga kapal tidak bisa berlabuh di pelabuhan tersebut.

“Setelah tim kami melakukan investigasi, ternyata posisi dermaga berada di titik yang dangkal sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Apalagi Takalar ini tidak ada kapal besar yang masuk ke Pulau Tanakeke. Ini jelas perencanaannya yang gagal,” pungkasnya.

Sementara, salah seorang pejabat Dinas Perhubungan Takalar yang enggan disebutkan namanya mengaku belum mengetahui pasti kapan pelabuhan tersebut akan dioperasionalkan.

“Belum ada informasi dan penyerahan dari Kementerian Perhubungan. Kami masih menunggu informasi dari Kementerian Perhubungan kapan jadwalnya pelabuhan ini diresmikan dan dioperasionalkan,” katanya. (*)

  • Bagikan