Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Ridwan Andi Wittiri: Jangan Bedakan Suku Karena Agama

  • Bagikan
Anggota Komisi VII DPR RI, Ridwan Andi Wittiri (ARW) saat melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar, Minggu (28/5/2023).

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Anggota Komisi VII DPR RI, Ridwan Andi Wittiri (ARW) mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan kebangsaan yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.

“Di Kelurahan Batua ini banyak non muslim, bagaimana kita satu sama lain harus menjaga keragaman yang ada,” kata Ridwan Andi Wittiri saat melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar, Minggu (28/5/2023).

ARW pun menceritakan khusus di Sulsel ada empat etnis atau suku, mulai dari Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Empat suku ini selalu membuat acara dan semuanya hadir serta saling menghormati satu sama lain.

“Jika salah satu suku ini tidak hadir maka pesta itu rasanya dianggap tidak sah. Jadi sangat rendah membedakan suku karena agama,” ujar kata Ketua DPD PDI Perjuangan Sulsel ini.

ARW juga menyebutkan jika Pancasila sebagai dasar negara saat ini sudah jelas dan pastinya semua orang sudah hafal sejak SD, hingga dasar negara ini pun harus dijalankan oleh warga Indonesia.

Pertama kata ARW, Ketuhanan yang maha esa, dan pastinya semua ummat beragama memiliki ketua, selanjutnya kemanusiaan adil dan beradab.

“Orang Bugis-Makassar memiliki adab, coba kita lihat saat datang ke rumah pasti ditawarkan minuman atau makanan. Tapi coba ke luar negeri itu tidak ada,” bebernya.

Selanjutnya kata dia persatuan Indonesia, dimana saat ini tidak pernah terdengar di Indonesia yang berselisih antara suku. “Kalau ada itu cuma perseorangan saja,” ucapnya.

Yang keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

“Kalau ada masalah ta sampaikan ke saya nanti saya sampaikan ke pemerintah dan ini bagian dari permusyawaratan dan perwakilan. Seperti di Gowa yang baru saja kami bantu dengan meteran listrik baru merasakan setelah kemerdekaan setelah kami menyalurkan bantuan listrik dari pemerintah,” jelasnya. (*)

  • Bagikan