Bahayakan Warga, KNPI Ujung Tanah Desak Pemerintah Kota Pindahkan Ekpedisi ke Kima

  • Bagikan
Ilustrasi. Gudang Dalam Kota di Makassar Masih Beraktivitas di Luar Dua Kecamatan.

MAKASSAR BACAPESAN.COM – Aktivitas Gudang Dalam Kota masih beroperasi di luar Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea. Mobilitas truk pengangkut barang milik pengusaha ekspedisi itu mengancam dan membahayakan nyawa warga.

Ketua DPK KNPI Kecamatan Ujung Tanah, Muhammad Syahrir Syarifuddin mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk memindahkan segera aktivitas Gudang Dalam Kota yakni pengusaha ekspedisi ke kawasan industri Makassar (KIMA). Itu, sesuai aturan yang berlaku.

Diketahui, Peraturan Daerah (Perda) nomor 13 tahun 2009 tentang kawasan pergudangan terpadu serta Peraturan Walikota (Perwali) nomor 20 tahun 2011 tentang larangan gudang dalam kota dan Perwali Nomor 93 tahun 2005 tentang peraturan kegiatan gudang dalam kota.

Peraturan tersebut menyebutkan bahwa usaha pergudangan hanya boleh dilakukan di dua kecamatan, yaitu kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkanaya. Hanya saja, faktanya aktivitas Gudang Dalam Kota masih berada di luar kawasan tersebut. Pasalnya, dampak aktivitas tersebut sangat serius seperti kemacetan sampai pada korban meninggal dunia.

“Kita tahu di Makassar, hanya dua kecamatan yang boleh ada aktivitas Gudang Dalam Kota atau dalam hal ini bongkar muat. Yaitu Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea,” tegas Syahrir Syarifuddin, Senin (31/7).

Bukan tanpa alasan, kata Callik–sapaan akrabnya, menilai aktivitas bongkar muat pengusaha ekspedisi memiliki dampak bahaya serius. Mulai kemacetan sampai pada jatuhnya korban meninggal dunia (MD). Sehingga, pemerintah harus bertindakcepat. Jangan sampai banyak korban baru mengambil langkah tegas.

“Kemarin ada truk menabrak pengendara di Jalan Teuku Umar Kecamatan Tallo. Itu ditenggarai kendaraan ekpedisi. Ini bahayanya, harus memang dipercepat pemindahan ke tempat representatif,” jelasnya.

“Sebelumnya di Jalan Cakalang, ada tabrakan juga. Jika tidak menjadi perhatian pemerintah maka tidak menutup kemungkinan ada korban lain lagi,” tambahnya. (*)

  • Bagikan