“Pengumpulan responden menggunakan metode multistage random sampling. Dengan margin of error atau batas kesalahan sebesar kurang lebih 2,9 persen,” tukasnya.
Menanggapi hasil survei yang menunggulkan ketua umum Gerindra sebagai Capres. Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras tak mau mengomentar banyak.
Ia menilai bahwa survei tersebut benar adanya karena pihaknya sebagai kader meyakini bahwa eltabilitas dan popularitas Prabowo sangat tibggi dibanding Capres lain.
“Kami optimis bahwa elektabilitas ketum kami pak Prabowo tinggi dibanding Capres lain. Dan bukan hanya satu lembagai survei yang lakukan riset. Tapi banyak lembaga survei unggulkan pak Prabowo,” singkat AIA.
Sebagai pengamat, apa harus dilakuman capres lain? Agar mengejar ketertinggalan. Muh Asratillah selaku
Peneliti di PT. Penta Helix Indonesia menilai Prabowo unggul secara elektoral karena selama ini beliau diendors secara serius oleh Presiden Jokowi.
“Dalam beberapa kegiatan kenegaraan, terlihat jals gestur politik dari Jokowi yang memeprlihatkan bahwa figur capres yg dianggap bisa meneruskan political legacynya adalah Prabowo Subianto,” katanya.
Ia melanjutkan, selain faktor endorsment Jokowi, tentu Prabowo juga disokong oleh infrastruktur partai Gerindra yang cukup solid.
“Kalau kita menganalisis figur-figur yang direkrut Gerindra sebagai caleg, maka kita bisa menduga bahwa Gerindra akan memiliki tambahan dulangan elektoral cukup signifikasi di pemilu nanti,” jelasnya.
Namun, menurutnya Prabowo mesti terus memperkuat citra dirinya dan tidak begitu bergantung pada endorsment Jokowi. Karena bagaimanapun Jokowi adalah kader PDI-P dan yang didukung oleh PDI-P adalah Ganjar Pranowo.
“Kalau misalnya ada perubahan politik tiba2 yang membuat Jokowi menjadi terbatas dalam mensupport Prabowo, maka Prabowo tidak terlalu kesulitan dalam memenangkan pertarungan capres mendatang,” tukasnya.