LAMPUNG, BACAPESAN.COM – Guru Besar Tetap Bidang Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung, Prof dr Taruna Ikrar MBiomed PhD, memberikan kuliah umum kepada 150 mahasiswa angkatan 2021 Program Studi Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati Bandar Lampung, Rabu (23/8/2023).
Pada kuliah umum ini, mengusung tema ‘Immunotherapy for Brain Cancer: Recent Progres and Future Promise’.
Prof Taruna Ikrar berbagi pengetahuannya kepada semua peserta yang hadir. Kuliah tersebut bertujuan untuk memperkenalkan ilmu farmakologi modern yang sedang tren dan terbaru kepada para mahasiswa terutama Immunotherapy for Brain Cancer.
Pada acara ini, Ketua Konsil Kedokteran di Indonesia (KKI) ini, membahas tentang ‘The Drug Discovery Process’ atau proses penemuan obat.
Isi dari materi tersebut mulai dari pemilihan dan validasi target, penemuan dan juga pengembangan.
Dalam pembahasan development atau pengembangan obat, juga dijelaskan mengenai proses pra klinis dan klinisnya. Tak lain pula dijelaskan mengenai percobaan klinis pada pasien untuk mengetahui efektivitas dari obat tersebut. Setelah percobaan klinis pada pasien berhasil, maka uji klinis pun dilanjutkan.
Pada pemaparan pengembangan imunoterapi dijelaskan pula mengenai skema terapi sel dan gen, struktur umum empat generasi CAR-T. Teknologi pengobatan sel dan genetik merupakan pengembangan pengobatan untuk suatu penyakit yang disebabkan faktor genetik yang diakibatkan mutasi genetik atau kondisi herediter.
Selain menjelaskan mengenai pengembangan imunoterapi, Prof Taruna Ikrar juga menjelaskan mengenai glioblastoma sebagai fokus pembelajaran, seperti Mechanism of Immunosuppression in Glioblastoma (GBM) atau mekanisme imunosupresi pada glioblastoma.
Imunoterapi merupakan terapi spektakuler yang akan menjadi teknik pengobatan terpenting dalam pengobatan penyakit degeneratif dan keganasan di masa mendatang.
Berdasarkan keterangan Prof Taruna Ikrar, penerapan terapi ini, telah menunjukkan hasil yang sangat baik dan sebagian masih dalam tahap penelitian untuk memastikan keamanan serta keefektivitasannya, serta mengurangi reaksi yang merugikan.
Menurutnya, imunoterapi ini adalah harapan baru bagi jutaan orang dengan penyakit yang tidak ada harapan lagi dan belum ada obatnya. Studi selanjutnya untuk menyelidiki dan menyempurnakan temuan yang dibahas dalam ulasan ini diperlukan untuk memvalidasi kelayakan terapi berbasis sel untuk pengobatan Glioblastoma.
Di penghujung acara, Prof Taruna Ikrar menambahkan contoh kasus dari pasien acak ke dalam penelitian utama.
“Pada bagian akhir, kita mengulas secara mendalam imunoterapi, dengan disertai contoh kasus uji anti-cancer imunotherapy,” ungkap Prof Taruna Ikrar. (*)