Warga Binaan Rutan Makassar Membatik Bersama Mahasiswa UNM, Bagian Terapi Stres

  • Bagikan
Warga Binaan Rutan Makassar Membatik Bersama Mahasiswa UNM

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch Muhidin membuka secara resmi kegiatan Terapi Batik yang diselenggarakan mahasiswa Universitas Negeri Makassar di ruang kunjungan Rutan Makassar.

Dalam sambutannya, Moch Muhidin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak Universitas Negeri Makassar atas diselenggarakannya kegiatan pembinaan tersebut.

Menurutnya, terapi batik merupakan terobosan yang sangat bagus karena baru pertama kali dilakukan lingkup UPT Pemasyarakatan Sulawesi Selatan.

“Terima kasih untuk UNM, sinerginya bagus sekali. Kebetulan di sini programnya membatik dikaitkan dengan terapi psikologi, yang memang sebelumnya belum pernah ada. Dan kalau bicara batik kita mungkin kepikiran hanya Jogja, Pekalongan, Kalimantan. Tapi membatik juga ada di Rutan Makassar,” ungkapnya antusias.

Moch Muhidin juga mendorong warga binaannya untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan baik karena selain menjadi terapi kecemasan selama menjalani masa pidana juga dapat menjadi bekal keterampilan yang bernilai ekonomi setelah bebas nanti.

“Saya minta untuk para peserta ini, ikuti dengan baik, tekun. Meski sebelumnya akan diterapi dulu mentalnya, karena melukis ini harus dengan perasaan yang tenang, rileks dan konsentrasi. Semoga bermanfaat untuk saudara-saudara, kelak bisa bawa oleh-oleh keterampilan batik pulang ke rumah,” tuturnya.

Sementara itu Dosen Pendamping Program Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Makassar, Aulia Evawani Nurdin, menyebut terdapat 3 bidang yang tergabung dalam kegiatan ini, yaitu Pendidikan Seni Rupa, Desain Komunikasi Visual dan Psikologi.

“Jadi Kemendikbud memberikan kesempatan kepada mahasiswa kami untuk berinteraksi dengan masyarakat secara langsung untuk menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah diperoleh di kampus,” tuturnya.

“Di sini kita akan membatik sesuai kearifan lokal Makassar, yaitu Lontara. Semoga ke depan banyak hal yang bisa kita lakukan yang dapat berdampak bagi kita semua, khususnya bagi warga binaan sehingga menjadi lebih baik kelak berguna bagi agama, bangsa dan negara,” ujarnya.

Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Makassar, Angga Satrya menyebut peserta yang diikutkan dalam kegitaan ini merupakan warga binaan yang tergabung dalam bidang kepramukaan. Hal tersebut menurutnya memudahkan pengawasan karena sudah melewati proses sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP).

“Yang ikut, semua sudah berstatus narapidana. Jadi memang sudah bisa fokus mengiikuti kegiatan pembinaan dan sudah melewati sidang TPP,” jelasnya.

Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan, Muhammad Romadlon Afwan menambahkan bahwa terapi batik diawali dengan pre test untuk mengetahui tingkat kecemasan atau stress dari warga binaan.

“Sangat bagus, ini adalah kolaborasi dari Seksi Pelayanan Tahanan yakni Bantuan Hukum dan Kegiatan Kerja untuk mencari inovasi-inovasi baru yang bisa kita inisiasikan agar dapat memberikan program pembinaan yang bagus kepada warga binaan. Bukan hanya kepribadian tapi juga kemandirian kita tingkatkan. Dari ini semoga ke depannya kita bisa kerjsama dengan BLK,” ujarnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan