MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sejak 11 April lalu hingga saat ini melemah dan diprediksi menyentuh angka Rp16.000.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini Selasa (16/4/2924), mematok rupiah di angka Rp15.952 per Dolar AS.
Pengamat Ekonomi Unismuh, Abd Muttalib mengungkapkan ada berbagai penyebab nilai tukar Rupiah terdepresiasi atas Dollar AS antara lain kurangnya suplai, turunnya harga komoditas ekspor, tingginya tingkat impor dan Perekonomian AS yang semakin membaik.
Kepada Rakyat Sulsel, Muttalib menerangkan suplai atau perbekalan di Indonesia semakin berkurang disebabkan investor asing menarik diri dari Indonesia guna mengurangi risiko yang lebih sedikit mengingat saat ini kondisi Indonesia sedang diguncang utang dan ekonomi yang belum stabil, menurunnya minat beli investor karena lagi-lagi terlalu berisiko.
“Jika terus dibiarkan akan semakin banyak investor asing yang memilih untuk keluar dahulu dan supply Dolar Amerika Serikat akan semakin berkurang sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga,” ucapnya.
Selanjutnya terkait turunnya harga komoditas ekspor disebabkan berkurangnya permintaan barang ekspor sehingga berpengaruh pada neraca perdagangan.
“Ekspor sangat penting bagi sebuah negara karena jika ekspor turun, maka rupiah akan semakin melemah. Oleh karena itu untuk menguatkan nilai Rupiah kembali, maka permintaan ekspor harus semakin bertambah,” jelas Muttalib
Sementara itu, Indonesia mengalami peningkatan terhadap tingkat impor dimana nilai ekspor berbanding terbalik dengan impor.