Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengamat Prediksi Harga Bahan Baku Minyak dan Beras Bakal Terkontraksi

  • Bagikan
IST Dollar dan Rupiah

“Semakin rendahnya nilai impor, maka nilai Rupiah akan meningkat. Alasan inilah mengapa kita harus lebih mencintai produk dalam negeri untuk menekan nilai impor. Memiliki pola pikir bahwa kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar tentu saja akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk lokal dan jika sukses akan membuka peluang besar untuk diekspor ke luar negeri.”

Pemicu rendahnya nilai tukar rupiah yang terakhir adalah perekonomian AS yang semakin membaik. Faktor perekonomian Amerika Serikat yang semakin menguat tentu saja menjadi hal yang berpengaruh besar terhadap nilai tukar Rupiah.

“Semakin kuat ekonomi Amerika Serikat, sangat berpotensi semakin lemahnya Rupiah. Apalagi semenjak Amerika Serikat memberlakukan kebijakan ekonominya yaitu tapering off sebagai langkah pengurangan quantitative easing atau meningkatkan suku bunga negara sehingga suplai Dollar berkurang. Indonesia sebagai negara berkembang pun mudah terdepresiasi dengan pengaruh mata uang asing yang terus menekannya,” bebernya.

Lebih jauh kondisi Pelemahan nilai tukar Rupiah membawa dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Indonesia yaitu peningkatan harga contohnya impor.

“Setidaknya ada dua barang impor yang menjadi komoditas utama bagi masyarakat Indonesia, yaitu minyak mentah (petroleum) untuk bahan baku bahan bakar minyak dan beras,” ujar Muttalib.

“Dampak lebih jauh yang bisa ditimbulkan pelemahan rupiah adalah kinerja negatif pada pelaku usaha yang bergantung pada bahan baku impor. Misalnya industri farmasi petrokimia, makanan dan minuman, hingga tekstil,” tambahnya.

Selain itu, kenaikan nilai Dollar juga dapat mempengaruhi sektor ekspor Indonesia meskipun pada dasarnya bisa meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia, karena harganya menjadi lebih kompetitif di pasar internasional, tetapi hal itu dapat mengurangi margin keuntungan para produsen dalam negeri.

“Maka, kenaikan nilai Dollar ini harus dikelola dengan bijak oleh pemerintah Indonesia untuk memastikan dampak positif terhadap ekspor dapat seimbang dengan dampak negatifnya pada harga impor dan daya beli masyarakat,” tutupnya. (Hikma)

  • Bagikan