MAKASSAR, BACAPESAN- – Husnussaadah resmi meraih gelar doktor setelah mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kamis, 13 Maret 2025.
Dalam disertasinya yang berjudul ” Pengembangan Bahan Ajar Fiqh Ibadah Berbasis Contextual Teaching and Learning di Institut Parahikma Indonesia Gowa,” Husnussaadah meneliti kebutuhan pengembangan bahan ajar yang lebih interaktif dan kontekstual bagi mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kebutuhan, desain, serta menganalisis kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar fiqh ibadah berbasis pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Institut Parahikma Indonesia Gowa.
Ia menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), dengan model pengembangan 4-D yang mencakup tahap Define, Design, Develop, dan Disseminate. Model ini diadaptasi dari teori Thiangarajan, Semmel, dan Melvyn.
“Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa metode ceramah yang selama ini digunakan dalam proses belajar mengajar kurang mampu mendorong partisipasi aktif mahasiswa,” kata Husnussaadah.
Melalui tahap desain, ia menyusun rancangan awal bahan ajar, mulai dari penyusunan tes, format bahan ajar, hingga strategi pembelajaran berbasis CTL.
Pada tahap develop, Husnussaadah mengembangkan bahan ajar yang memuat elemen-elemen penting, seperti sampul, identitas, daftar isi, pembahasan materi, dan daftar pustaka. Bahan ajar itu dirancang dengan pendekatan CTL yang melibatkan tujuh prinsip utama: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian.
“Bahan ajar fiqh ibadah yang dikembangkan berbasis CTL telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif,” ujar Husnussaadah.
Ia mencatat, sebanyak 89,23 persen mahasiswa menilai bahan ajar tersebut sangat efektif digunakan dalam pembelajaran fiqh ibadah. Rata-rata skor keefektifan yang diperoleh mencapai 11,6.
Penelitian ini, menurut Husnussaadah, diharapkan menjadi rujukan bagi dosen di Institut Parahikma Indonesia maupun di perguruan tinggi lain untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap efektivitas bahan ajar yang telah dikembangkan.
Ia juga merekomendasikan adanya analisis lebih mendalam mengenai keterlibatan mahasiswa selama proses pembelajaran berbasis CTL.