JAKARTA, BACAPESAN- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah investor pasar modal Indonesia telah melampaui 16 juta Single Investor Identification (SID), atau sebanyak 16.216.944 SID pada Selasa (29/4), meningkat sebanyak 1.345.305 SID dibanding posisi per 31 Desember 2024.
“Menariknya, lebih dari 79 persen investor tersebut berusia di bawah 40 tahun,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Jakarta, Rabu.
Jeffrey menuturkan, capaian ini berhasil diraih berkat kolaborasi erat antara BEI bersama Self Regulatory Organization (SRO), yang didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beserta perusahaan efek.
Kolaborasi itu dijalankan melalui Galeri Investasi (GI) BEI, perguruan tinggi, sekolah, instansi, lembaga, akademisi, Duta Pasar Modal, serta pemangku kepentingan lain.
“Tidak hanya itu, pencapaian 16 juta investor juga merupakan hasil dari dukungan inovasi edukasi dan digitalisasi akses informasi pasar modal,” ujar Jeffrey.
Ia mengatakan, BEI memahami bahwa kesiapan digital dan kemampuan menyampaikan edukasi yang relevan serta mudah diakses kapanpun dan dimanapun merupakan kunci.
Upaya tersebut dilakukan melalui jaringan Kantor Perwakilan (KP) BEI, GI BEI, Duta Pasar Modal, media sosial resmi BEI, serta berbagai kanal media yang menyajikan informasi seputar pasar modal Indonesia.
Selain itu, BEI juga menyediakan data pasar, analisis, materi edukasi, update informasi terkini yang dapat diakses kapan saja melalui aplikasi IDX Mobile yang saat ini sudah memiliki lebih dari 285 ribu pengguna.
“Kolaborasi konten dengan influencer dan pemanfaatan media sosial KP BEI di seluruh Indonesia turut dilakukan untuk memperluas jangkauan literasi pasar modal,” tutur Jeffrey.
Ia mengungkapkan, jumlah GI BEI saat ini hampir mencapai 1.000, yang berlokasi di perguruan tinggi, sekolah, dan instansi, serta terdapat 6.000 Duta Pasar Modal menjadi jembatan penting antara dunia akademis dan pasar modal.
“Melalui Galeri Investasi BEI dan Duta Pasar Modal, edukasi pasar modal hadir hingga pelosok daerah,” katanya.
BEI akan terus memperluas jangkauan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat, meningkatkan inklusi pasar modal melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, dan mengoptimalkan program-program edukasi yang inovatif, agar semakin banyak masyarakat yang dapat berinvestasi dengan aman dan berkelanjutan.
Mengawali 2025, BEI telah melaksanakan 3.979 kegiatan edukasi di berbagai daerah seperti penyelenggaraan Sekolah Pasar Modal (SPM) dari level 1 hingga level 3, webinar, seminar, workshop, kunjungan ke BEI, serta pembuatan konten edukasi di media sosial serta pelatihan lainnya di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, BEI bersama SRO dan didukung oleh OJK akan menyelenggarakan kembali Capital Market Summit & Expo (CMSE) pada 2025 dan program Road to CMSE 2025 yang sudah dimulai sejak awal Maret 2025.
“Rangkaian CMSE 2025 diselenggarakan bekerja sama dengan para pelaku industri, perguruan tinggi, komunitas, serta media massa,” ujar Jeffrey.
Dengan sinergi kolaborasi dan dukungan dari semua pemangku kepentingan di pasar modal untuk melakukan edukasi yang menggabungkan offline dengan digital, ia menuturkan BEI telah berhasil mengomunikasikan pesan bahwa investasi adalah bagian dari kemajuan bangsa.
“Sehingga nantinya akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang telah menjadi investor di pasar modal,” tutur Jeffrey. (AN)