JAKARTA, BACAPESAN– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk memperkuat daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor kriya agar mampu menembus pasar ekspor. Langkah ini diambil seiring potensi besar produk kerajinan Indonesia yang mengusung nilai budaya dan kekayaan lokal.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan, keragaman tradisi di tiap daerah melahirkan produk kerajinan dengan identitas kuat yang menjadi keunggulan di pasar global. “Pasar dunia kini mencari produk etnik, otentik, dan berkelanjutan. Karakter ini secara alami dimiliki produk kerajinan kita,” ujar Reni.
Data Kemenperin mencatat nilai ekspor kerajinan Indonesia mencapai USD 106,6 juta hingga Februari 2025. Negara tujuan utama antara lain Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan sejumlah negara Eropa.
Namun, Reni mengingatkan bahwa pasar internasional memiliki tantangan tersendiri. Para pelaku IKM harus meningkatkan kualitas produk, memanfaatkan teknologi, dan memahami tren konsumen.
“Produk harus terus berinovasi agar tetap relevan dengan dinamika pasar global,” tegasnya.
Senada dengan itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak untuk memperkuat ekosistem industri kriya. “Pemerintah, pelaku usaha, akademisi, desainer, dan komunitas kreatif harus bersinergi. Dengan ekosistem yang sehat, produk kerajinan Indonesia akan semakin kompetitif di panggung dunia,” ujarnya. (JP)