MAKASSAR, RAKSUL- Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun berharap hubungan solidaritas antara Indonesia pada umumnya dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada khususnya terus terjalin dan menguatkan.
Hal tersebut diungkapkan Zuhair Al Shun saat menghadiri berbagai rangkaian Milad UMI yang ke-71 sekaligus penyerahan donasi senilai Rp1 Miliar dari UMI untuk Palestina.
“Rakyat Palestina tidak pernah merasa sendiri karena dukungan rakyat Indonesia yang selalu hadir dalam setiap masa sulit,” ucapnya.
“Kami berharap masyarakat Indonesia suatu hari bisa mendatangi Masjid Al-Aqsa. Kami akan terus berjuang mempertahankan tanah kami,” ujarnya haru.
Zuhair mengungkapkan, sumber konflik di Palestina adalah agresi dari Israel yang terus melakukan penyerangan dan mencaplok tanah Palestina.
Dirinya menceritakan, Israel telah menerapkan sistem yang mengontrol seluruh aspek kehidupan rakyat Palestina, mulai dari akses pangan, pendidikan, hingga kebebasan bergerak.
“Banyak upaya dilakukan untuk mencapai perdamaian. Kami telah memanggil pejabat Israel untuk berdialog, tetapi mereka terus menolak. Bahkan seruan perdamaian dari dunia internasional pun diabaikan,” ungkapnya
Zuhair menjelaskan, Palestina sering dijadikan alat permainan politik oleh pihak tertentu. Namun, di tengah situasi tersebut, keberpihakan moral dari rakyat Indonesia menjadi hal yang tak ternilai.
Ia menyebut bangsa Indonesia bisa merasakan penderitaan rakyat Palestina karena memiliki sejarah panjang dijajah selama 350 tahun.
“Karena itu kami merasa kedekatan emosional yang luar biasa dengan rakyat Indonesia. Dukungan ini bukan hanya materi, tetapi kekuatan moral yang menguatkan langkah kami,” katanya.
Zuhair juga menyinggung kondisi di Gaza dan Yerusalem yang semakin memburuk. Ia menyebut bahwa niat Israel jelas, yakni menghapus keberadaan rakyat Palestina dari tanah mereka. “Makanan, listrik, bahkan air bersih dikontrol. Mereka ingin kami menyerah,” tegasnya.
Zuhair juga menceritakan, baru-baru ini terjadi tragedi kemanusiaan yang memilukan. Sebanyak 29 orang Palestina ditembak mati saat berusaha mendapatkan makanan. “Setiap hari sekitar 150 orang terbunuh. Dunia harus tahu ini, dan suara kemanusiaan harus terus menggema,” tutupnya. (Hikma)