GI dan SUTT 150 kV Kolonedale–Bungku Beroperasi, Bupati Morowali: Tonggak Kemandirian Energi

  • Bagikan

MOROWALI, BACAPESAN — Pemerintah Kabupaten Morowali menyambut baik dan memberikan apresiasi atas keberhasilan pengoperasian (energize) Gardu Induk (GI) 150 kV Bungku dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Kolonedale–Bungku yang dibangun oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Selatan.

Bupati Morowali, Drs. Iksan Baharudin Abdul Rauf, menyampaikan bahwa pengoperasian infrastruktur ini merupakan capaian monumental dalam mendukung ketahanan energi serta peningkatan pelayanan kelistrikan di wilayahnya.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran PLN atas kesungguhan dan komitmennya menyelesaikan infrastruktur kelistrikan yang sangat krusial ini. Dengan pengoperasian GI Bungku dan SUTT Kolonedale–Bungku, kami optimis kebutuhan listrik masyarakat dan pelaku industri akan terpenuhi secara andal dan berkelanjutan,” ujar Iksan.

Lebih lanjut, Iksan menambahkan bahwa kehadiran infrastruktur ini akan menggantikan peran PLTD Bahoruru yang selama ini menjadi sumber utama listrik, namun berbasis bahan bakar fosil yang mahal dan tidak ramah lingkungan. “Kami berharap tidak ada lagi pemadaman di Morowali, dan aktivitas UMKM serta industri dapat berjalan lancar. Ini juga menjadi kabar baik bagi para investor yang sebelumnya terkendala suplai listrik,” tambahnya.

Menurutnya, keandalan listrik yang meningkat akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Morowali, dengan target pertumbuhan hingga 12,9 persen sebagaimana tercantum dalam rencana pembangunan daerah.

Bupati juga mengajak masyarakat untuk ikut serta menjaga keberlangsungan infrastruktur kelistrikan yang telah dibangun demi keberlanjutan manfaatnya.

Sementara itu, General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, menyatakan bahwa proses energize GI Bungku dan SUTT Kolonedale–Bungku merupakan bagian dari upaya PLN dalam meningkatkan akses energi andal dan terjangkau di seluruh wilayah Sulawesi, termasuk daerah-daerah yang sebelumnya masih tergolong tertinggal dalam infrastruktur listrik.

“GI Bungku dan SUTT Kolonedale–Bungku menjadi bagian dari transformasi sistem kelistrikan Morowali. Dengan menggantikan PLTD dan menghubungkan sistem isolated Bungku ke sistem interkoneksi Sulbagsel, keandalan dan efisiensi pasokan listrik meningkat signifikan,” jelas Wisnu.

Proyek ini melibatkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 162,5 kilometer sirkit (kms), melintasi dua kabupaten dengan total 254 tower, serta GI Bungku berkapasitas 30 MVA. Infrastruktur ini diproyeksikan mampu menyalurkan tambahan beban pelanggan sebesar ±16,8 MW, menutup defisit pasokan ±5 MW yang selama ini dialami wilayah Bungku.

Tidak hanya itu, kehadiran proyek ini juga menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik hingga Rp137 miliar per tahun serta mendukung program dedieselisasi sebesar ±25 MW. Kualitas tegangan distribusi pun meningkat dari sebelumnya 18,37 kV menjadi 20,3 kV.

Wisnu menambahkan bahwa proyek ini juga menunjukkan komitmen PLN terhadap energi bersih dan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan daya dari PLTA Poso, sistem kelistrikan Morowali kini lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon.

“Kami bangga proyek ini berhasil diselesaikan di tengah berbagai tantangan teknis dan non-teknis. Pengoperasian GI Bungku dan SUTT Kolonedale–Bungku tidak hanya memperkuat sistem kelistrikan, tetapi juga menjadi simbol kehadiran negara untuk menghadirkan harapan baru bagi lebih dari 82 ribu pelanggan di 137 dusun dan 45 desa di wilayah ULP Bungku,” tutup Wisnu.

  • Bagikan

Exit mobile version