Tanpa JKN, Gaji dan Tabungan ASN Ini Mungkin Akan Terkuras untuk Pasang Ring Jantung

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Asisten Administrasi Umum, Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, Nasruddin Waris (55) salah satu peserta yang telah memanfaatkan layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk penyembuhannya dari penyakit jantung. Ia merasa bersyukur dengan adanya program JKN ini.

“Saya rasa kita harus bersyukur dengan adanya Program JKN. Kenapa? Karena saya merasakan sendiri manfaatnya. Saat itu saya didiagnosa penyakit jantung yang mengharuskan untuk memasang ring jantung,” ungkap Nasruddin.

Nasruddin mengungkapkan jika ia sangat terbantu dengan program JKN yang ia gunakan di salah satu rumah sakit swasta di Makassar. Ia berhasil melewati operasi pemasangan ring jantung tanpa biaya tambahan.

Pemasangan ring jantung pada pembuluh darah koroner jantung merupakan tindakan medis yang bertujuan untuk menangani masalah pada pembuluh darah koroner yang tersumbat maupun yang menyempit.

Biaya pasang ring jantung sendiri tergolong mahal. Bagi masyarakat yang sudah terdaftar sebagai peserta tidak perlu khawatir memikirkan biaya, karena biaya pasang ring jantung kini sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan asal sesuai dengan prosedur yang berlaku.

“Tidak bisa terhitung lagi berapa banyak biaya yang harus saya keluarkan. Jika hanya mengandalkan gaji dan tabungan saya, mungkin semuanya sudah habis terkuras. Coba bayangkan, saat kita harus didiagnosa penyakit kronis bahkan hampir meninggal malah harus memikirkan lagi biaya yang tidak sedikit,” tuturnya.

Sebelum menjalani operasi pemasangan ring jantung, ia kesulitan untuk berjalan bahkan ke toilet yang jaraknya hanya lima ratus meter ia harus berhenti sejenak untuk duduk karena dadanya begitu sakit seperti rasa tertindih.

“Alhamdulillah setelah saya dioperasi pemasangan ring jantung, saya sudah bisa berjalan langsung sampai ke lantai dua tanpa berhenti,” ungkap Nasruddin.

Meskipun telah melakukan pemasangan ring jantung, ia tetap menjaga pola hidup yang sehat seperti yang dianjurkan oleh dokter dan melakukan kontrol secara berkala jika dibutuhkan.

Ditemui Jamkesnews, Nasruddin bercerita jika kebiasaan buruknya dulu yang mungkin menyebabkan ia didiagnosa penyakit jantung. Kebiasaan merokok, tidak menjaga pola makan dan mungkin juga fator usia yang sudah tidak mudah lagi.

“Dulunya itu saya perokok berat, jadi bukan penyakit turunan, jadi dampaknya itu sudah terakumulasi sampai sekarang. Awalnya itu tangan sering keram, saat saya konsul ke dokter langsung disarankan itu tidakan lebih lanjut,” tambahnya.

Dalam setiap kesempatan, ia mengaku senantiasa menyosialisasikan pentingnya menjadi peserta JKN, ia juga mengimbau untuk rutin membayar iuran agar status kepesertaan tetap aktif sehingga begitu sakit dapat langsung digunakan.

“Sebagai dukungan kepada BPJS Kesehatan, saya pribadi akan mendorong masyarakat dan terutama keluarga saya untuk memastikan kepesertaannya aktif terus untuk berjaga-jaga karena kita tidak pernah tahu kapan sakit akan menyerang,” tambahnya.

Di akhir perbincangan, ia mengimbau untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan menghindari kebiasaan yang memicu berbagai penyakit. Menurut, penyakit bisa menyerang tanpa melihat umur.

“Semuanya harus dimulai dari diri sendiri, sebenarnya faktor penyebabnya bisa dihindari. Tapi dijaman yang serba instan sekarang ini, kadang kita abai dengan penyakit karena kesibukan,” tutup Nasruddin.

Program JKN sendiri merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.

Memasuki satu dekade penyelenggaraan Program JKN, berbagai manfaat telah dirasakan masyarakat Indonesia yang terdartar sebagai Peserta JKN. Tidak hanya masyarakat yang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah, tetapi juga bagi mereka yang tergolong dalam ekonomi menengah ke atas. (***)

  • Bagikan