Program JKN Sebagai Pegangan dan Penolong

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Pallawagau (31), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah memperoleh manfaat luar biasa, ia mengakui pernah merasakan manfaat Program JKN saat melahirkan dan ketika pengobatan anaknya yang dirawat inap di salah satu rumah sakit.

Sadar akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan, Fatimah sudah pernah mendaftarkan keluarganya menjadi Peserta JKN pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sebelum dirinya menjadi Aparat Sipil Negara (ASN) Kota Parepare.

“Program ini kan prinsipnya gotong royong, jadi secara tidak langsung saling saling tolong menolong sesama Peserta JKN. Karena kita tidak tahu kapan akan terserang penyakit, kalau pun tiba-tiba sakit bisa langsung ditangani tanpa memikirkan biayanya,” ungkap Fatimah.

Fatimah menceritakan saat melahirkan anak keduanya. Selama pemeriksaan kehamilan hingga proses persalinan, tidak ada biaya tambahan yang ia keluarkan.

“Sejak jadi Peserta JKN, beban kami menjadi berkurang karena biaya persalinan saya sudah ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Cukup rutin membayar iuran setiap bulan, jadi sangat meringankan,” tuturnya.

Program JKN memberikan perlindungan kesehatan maupun finansial baik untuk diri sendiri, keluarga maupun orang lain untuk mendapatkan kepastian jaminan kesehatan. Hal inilah yang dirasakan oleh Fatimah, karena saat melahirkan anak pertamanya ia belum menjadi Peserta JKN sehingga harus mengeluarkan banyak biaya.

“Kalau dari segi pelayanan di rumah sakit antara pasien umum dan pasien dari peserta BPJS Kesehatan sama saja, tidak ada perbedaan. Tapi dari segi biaya tentunya sangat jauh, karena ketika kita menjadi Peserta JKN, tidak akan ada lagi kekhawatiran,” puji Fatimah.

Ia menambahkan jika anaknya juga sudah menggunakan kartu JKN saat sedang sakit dan harus dilaruikan ke rumah sakit. Saat itu anaknya harus menjalani rawat inap selama tiga hari karena batuk-batuk hingga demam. Tidak disangka setelah demamnya reda, dokter menemukan penyakit lain.

“Jadi gejala awal anak saya dirawat inap karena batuk dan demam yang tidak kunjung reda, tapi setelah sembuh ternyata dokter menemukan jika ada benjolan di bawah lidah anak saya,” tambah Fatimah.

Anaknya kemudian menjalani prosedur rawat jalan ke poli bedah mulut untuk pemeriksaan lebih lanjut, ia berharap semoga benjolan itu bukan hal yang serius.

Ia bersyukur karena saat ini kepesertaan JKN nya telah beralih pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Pembayaran iurannya langsung dilakukan oleh instansi tempatnya bekerja serta menanggung suami dan kedua anaknya.

Dengan menjadi Peserta JKN, maka setiap peserta yang sehat akan bergotong royong membantu peserta yang sakit. Apabila taat membayar iuran tepat waktu dan menjaga kesehatan, maka dalam diri tiap-tiap orang tertanam rasa kepedulian terhadap sesama terutama yang mendapat musibah berupa sakit.

Fatimah juga mengapresiasi berbagai inovasi yang dihadirkan BPJS Kesehatan untuk memudahkan layanan, salah satunya Aplikasi Mobile JKN yang menurutnya sangat memudahkan para peserta, karena dapat diakses kapan pun dan di mana pun. Berbagai fitur tersebut telah ia manfaatkan tanpa harus datang ke Kantor BPJS Kesehatan.

“Saya sangat terbantu dengan Aplikasi Mobile JKN ini, selain mengecek data hanya dari telepon genggam, kita juga bisa melakukan perubahan fasilitas kesehatan dan yang paling mengesankan adalah fitur antrean online. Cukup mengambil antrean dari rumah saat ingin berobat ke fasilitas kesehatan, benar-benar mempercepat proses antrean. Saya mengapresiasi banyak inovasi dari BPJS Kesehatan,” tutup Fatimah. (NU) (***)

  • Bagikan