Sempat Disorot, Begini Respon Kemenag hingga Walikota Parepare Soal Sekolah Gamaliel

  • Bagikan
Taufan Pawe Beri Respon Soal Polemik Pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel

PAREPARE, BACAPESAN.COM – Pembangunan Sekolah kristen Gamaliel yang berlokasi di Jalan H.A Muh Arsyad, Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare sempat menjadi sorotan sejumlah warga.

Bahkan, sempat mendapat penolakan dari sejumlah pihak yang mengatasnamakan organisasi islam.

Dari kejadian tersebut, Wali Kota Parepare Taufan Pawe memberikan pandangannya terkait penolakan sekolah umum tersebut.

Taufan–sapaan akrabnya menegaskan peran Kementerian Agama harus betul-betul dirasakan di masyarakat, dalam membangun kerukunan antar umat beragama.

“Jadi Kakan Kemenag Kota Parepare ini, saya sampaikan bahwa kita tidak boleh hanya di atas konsep keluar dari mulut atau kertas terkait4 kerukunan umat bergaama, tapi betul-betul harus terasa bahwa negara hadir, ” jelas Taufan.

Dia adalah bagian dari pejabat negara, dan penyelenggara negara. kita tidak bisa hidup tentram begini kalau tidak ada agama. karena agama lah yang mengatur maupun mengendalikan kita, “sambungnya!.

Lebih lanjut ia mengatakan, Kantor Kementerian Agama bukan hanya mengurus agama islam saja. Akan tetapi, semua agama dialah yang bertanggung jawab melahirkan tata kelola.

“Yang dimaksud tata kelola adalah, model, cara, agar supaya antara agama yang satu dan agama yang lainnya dapat menjalankan hak asasinya untuk memeluk agamanya, beribadah sesuai dengan keyakinannya, “tandasya.

Sementara Kepala Kantor Kememterian Agama Kota Parepare, Fitriady mengajak semua masyarakat kota Parepare agar bijak menyikapi persoalan kerukunan antar umat beragama.

“saya memohon orang tuaku dan saudara-saudaraku semua agar kiranya bijak menyikapi persoalan kerukunan antar umat beragama. tentulah kiranya pendirian sekolah itu tujuannya mencerdaskan kehidupan bangsa. jadi yang akan dibangun itu adalah sekolah umum, bukan sekolah agama. siapapun yang bisa masuk dan siapapun yang tidak ingin masuk, itu tidak akan dipaksakan,” pungkasnya.

Jika proses administrasinya selesai, lanjutnya, tentu warga bisa bijak dan mempertahankan bahwa kota parepare adalah kota santri, kota ulama dan kota toleransi beragama. (*/raksul)

  • Bagikan