Sedangkan di gedung yang berbeda, untuk tiga kategori biasa yang sewanya lebih murah. Kamarnya juga lebih sederhana. Dalam satu kamar, ada dua single bed, dilengkapi kipas angin. Ruangannya juga lebih sempit dibandingkan kamar VIP.
“Jadi untuk perawatan, kita siapkan kamar kelas III ada 24 bed, kelas II itu ada 12 bed, dan kelas I itu ada 6 bed. Kami juga siapkan kamar VIP dan super VIP. Jadi kami hitungannya bed. Kamar VIP dan super VIP masing-masing dua bed. Kalau VIP dan Super VIP itu satu kamar satu kasur,” terang Wawan, Kamis, 15 Februari.
Kata Wawan, setiap penyelenggaraan Pemilu, RSKD Dadi selalu diminta untuk menyiapkan sarana sebagai antisipasi dampak caleg gagal. Caleg gagal yang datang berobat, tidak melulu disarankan untuk rawat inap. Dokter kejiwaan memeriksa terlebih dahulu sesuai prosedur. Seperti halnya pasien umum untuk mengetahui apakah pasien wajib rawat inap atau tidak.
“Seperti susah tidur, depresi. Nanti dari keluhan itu, dokter yang wawancara. Apakah dia butuh rawat inap atau bisa rawat jalan,” sambung Wawan.
Tidak ada perbedaan mencolok bagi mereka yang berobat dengan BPJS dan non-BPJS. Pelayanan dan pemberian obat sama. Yang membedakan hanyalah kategori kelas. Peserta BPJS hanya boleh di kelas I, II, dan III.
“Program ini ada sejak tahun 2019. Sejak Pemilu 2019, itu awalnya. Kita siapkan juga. Kalau jumlahnya tidak signifikan. Ada beberapa yang kami rawat dan kami (beri) konsultasi. Jumlahnya kurang lebih tidak sampai 10 (caleg),” urainya.
RSKD Dadi pun menyediakan layanan call center, telemedicine, atau bisa langsung ke lokasi untuk melakukan konsultasi. Hingga berita ini ditulis, Wawan mengaku belum ada caleg yang dirawat atau datang berkonsultasi.
Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Idham Irwansyah Idrus mengungkapkan, kondisi deprsesi akibat gagal dalam kontestasi caleg pasti butuh penanganan. Agar tekanan yang dialami tersebut tidak menimbulkan masalah sosial lainnya.
“Tidak kurang pemberitaan pada Pemilu sebelumnya, begitu banyak caleg yang gagal kemudian terlibat tindakan kriminalitas, terjerat narkoba, bahkan sampai bunuh diri. Sehingga layanan yang disiapkan RSKD Dadi untuk caleg gagal yang mengalami tekanan mental, tentu sangat tepat,” tandasnya.
Salah seorang keluarga caleg di Makassar, Irma mengaku, pihaknya masih optimis dengan hasil positif yang akan diraih. Sebab penghitungan suara masih berlangsung. Kalau pun harus gagal, pihak keluarga sudah siap menerimanya.
“Sejauh ini kami masih berpikiran positif. Mudah-mudahan tidak sampai jadi stres kalau beliau gagal. Paling nanti keluarga yang menguatkan,” tandasnya. (fajar online)