Perahunya Terbalik, Daeng Riboko 10 Hari Bertahan Hidup di Tengah Lautan

  • Bagikan
ILUSTRASI

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Mungkin peristiwa ini tak dapat dilupakan Muhammad Daeng Riboko (30). Pria asal Kabupaten Gowa, Sulsel ini berniat mencoba peruntungannya di Pulau Kalimantan. Ia nekat mengarungi Selat Makassar dari Pare-pare ke Pulau Kalimantan. Nahas, perahunya terbalik dihempas ombak.

Tak hanya sekali, berulang kali perahu Muhammad Daeng Riboko terbalik. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, pria asal Gowa ini berusaha menggapai perahunya yang sudah terbalik itu dan mengembalikannya ke posisi semula. Muhammad Daeng Riboko berhasil menaiki kembali perahu bercadik itu. Ia berharap ada pertolongan.

Hari demi hari berlalu. Sejauh matanya memandang, hanyalah lautan tak bertepi. Ia merasakan perih, akibat luka di kulitnya yang terkena paparan sinar matahari di siang hari. Belum lagi, rasa haus dan lapar.

Pria berkulit sawo matang itu hanya pasrah dibawa oleh perahunya yang terombang-ambing dihempas ombak silih berganti. Ia menanti secercah harapan di tengah tubuhnya yang lunglai tak berdaya.

Sepuluh hari ia bertahan hidup. Keberuntungan pun tiba, awak kapal Motor (KM) STB 14 dari kejauhan melihat sebuah perahu terombang-ambing.

Saat itu, KM STB belayar menuju Banjarmasin. Awak kapal melihat sesosok pria dalam kondisi lemas di atas perahunya dengan posisi tengkurap dan mendekap gabus styrofoam.

Awak kapal yang melihat hal itu, segera melaporkannya ke nakhoda KM STB 14, Fredy Muhamad Friady.

Sang Nakhoda memerintahkan untuk melakukan operasi penyelamatan terhadap Muhammad Daeng Riboko. Dua awak kapal segera terjun ke lautan untuk menyelamatkan pria asal Gowa itu.

Nakhoda KM STB 14, Fredy Muhamad Friady, menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Muhammad Daeng Riboko, yang bersangkutan niatnya menyeberang lautan dari Kota Parepare menuju Kalimantan menggunakan perahu untuk mencari pekerjaan.

Saat ditemukan korban dalam kondisi lemas. “Korban telah terapung selama 10 hari, saat sedang diselamatkan oleh KM STB14, kulit tubuh korban terluka atau lecet karena terkikis air laut, panas matahari dan gesekan dari rakit,” bebernya.

“Ciri-ciri korban mengenakan jaket atau sweater hitam dan celana training panjang hitam, kulit sawo matang, rambut hitam panjang sebahu. Keluarga korban belum dapat dihubungi dan diketahui karena telepon selulernya hilang terhempas gelombang laut beserta tas korban,”kata Fredy, Rabu 17 Agustus 2022. (fin/*)

  • Bagikan

Exit mobile version