Kolaborasi Mahasiswa dan Dosen, PkM FS UMI Perkenalkan Tarian Etnik Makassar

  • Bagikan
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muslim Indonesia (UMI)

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) melatih siswa mengenai Tarian Etnik Makassar.

Tim PkM ini yang berasal dari Fakultas Sastra yang terdiri dari Dr. Kasma F. Amin, Dr. Nurtaqwa Amin, dan Dr. Muliadi, serta mahasiswa sebagai tenaga pendamping.

Ketua Tim PkM FS UMI, Dr. kasma F Amin mengatakan Ini adalah bentuk kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam rangka Upaya mempertahankan esksistensi Tarian Etnik Makassar.

“Kegiatan ini merupakan program unggulan fakultas dari bidang pengembangan seni budaya lokal. tarian Etnik Bugis Makassar penting diperkenalkan kepada siswa sebagai upaya pempertahanan kekayaan seni budaya local,” jelasnya Kamis (23/11/2023),

Ia menjelaskan, kegiatan ini dilakukan selama tiga bulan yang dimulai dari bulan Agustus 2023 untuk tahapan survei awal lokasi kegiatan kemudian menentukan permasalahan mitra pelatihan.

“Selanjutnya pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada 8-9 November 2023. Evaluasi kegiatan dilakukan akhir bulan September,” jelas Alumni Fakutas Sastra UMI ini.

Kegiatan pelatihan yang diikuti siswa sebanyak 25 orang ini berasal dari Desa Binaan UMI di Pucak Maros.

“Siswa harus memahami pentingnya mengetahui kekayaan seni budaya lokal mereka. Salah satu Tarian etnik lokal Suawesi Selatan yang memiliki syair dan repertoire yang perlu diketahui oleh generasi muda Bugis Makassar,” bebernya.

“Karena memiliki sejarah perjuangan untuk bebas dari penjajahan. Tarian tersebut adalah tari Pepek-pepeka Rimakkang, Tari Ganrang Bulo, Tari Angngaruk, Tari Kondobuleng, dan Tari Paddupa,” sambungnya.

Ia menegaskan, Tari etnik tersebut sesungguhnya memiliki repertoire cerita satu kesatuan yang kini telah terpisah-pisah karena dipentaskan sesuai permintaan dan faktor kebutuhan ekonomi para pelaku seni. Ke depa, kata Kasma F Amiin, siswa harus memahami bahwa seni tari tidak sekedar sebagai gerak tubuh yang indah tetapi ada cerita tersirat yang mengandung tema budaya dan religi.

“Bahkan hal paling menyedihkan adalah beberapa tarian etnik Bugis Makassar tidak dikenal oleh generasi muda seperti tari teaterikal Kondobuleng yang mengisahkan kehidupan masyarakat Bugis Makassar yang mencoba tersenyum dan menghibur diri ditengah tekanan penjajah,” tutupnya. (Hikmah)

  • Bagikan