Banjir Tenggelamkan Ratusan Hektare Sawah di Maros, Ini Yang Dilakukan Dinas Pertanian

  • Bagikan

MAROS, BACAPESAN.COM — Curah hujan yang tinggi sejak 3 pekan terakhir membuat beberapa areal persawahan tanaman padi menjadi terendam di Maros, bahkan beberapa diantaranya terancam rusak dan berpotensi gagal panen.

Dari data yang direkap oleh dinas pertanian dan ketahanan pangan jumlah areal persawahan pertanaman padi yang tergenang seluas 6.002 Ha dari total penanaman yang mencapai 13.564 tersebar di 9 kecamatan di Maros.

Dari luas total genangan, sudah surut sekitar 5.700 Ha, sisanya yang masih tergenang seluas 166 Ha, dan sudah ditetapkan Puso (Rusak dan gagal tanam) seluas 136 Ha.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Maros, Abdul Azis mengatakan jika rata-rata yang terkena dampak ini adalah padi yang baru saja ditanam untuk musim tanam 1.

“Data itu kita ambil dari 9 Kecamatan yang terdampak, yakni Moncongloe, Mandai, Tanralili, Simbang, Bantimurung, Maros Baru, Lau, Turikale dan Bontoa, yang paling luas terdampak itu di area Kecamatan Simbang, adapun kerusakan tersebut dikarenakan genangan dan banjir yang merendam berminggu-minggu, sementara usia pertanaman padi rata-rata masih berumur antara 1 minggu sampai 1 bulan” Ungkap Azis melalui sambungan telepon, Senin (09/01)

Ia melanjutkan, pengambilan data tersebut berjenjang dari para penyuluh dan pihak dinas pertanian dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan.

“Data bersumber secara berjenjang mulai Penyuluh Pertanian dan hasil rekomendasi dari POPT (Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan) yang kemudian direkap Koordinator POPT Kabupaten Maros yang diambil sesuai hasil pengamatan di lapangan pada saat sedang banjir dan setelah banjir surut, dan tentu sudah ada pengkajian khusus soal ini, mana tanaman yang kategori masih bisa bertahan, mana yang sudah rusak berat dan dinyatakan puso” Lanjut Azis.

Azis juga menambahkan jika hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pendampingan untuk penanganan pasca banjir di areal sawah pertanaman padi.

“Kita masih terus melakukan pendampingan, dan untuk data kami sudah tindak lanjuti ke Provinsi, karena untuk pengadaan bibit untuk penggantian tanaman padi yang terkena puso itu adalah kewenangan provinsi, hal lain yang sedang kita upayakan bagi petani yang terancam gagal panen akan diberi ganti rugi bagi petani yg terdaftar sebagai peserta asuransi usaha tani padi (AUTP) dan datanya sudah kita kirim ke Jasinda” Tutupnya. (*)

  • Bagikan