Walikota Parepare Kecam Dugaan Praktek Pungli di Pasar Lakessi

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, akhirnya turun tangan, menyikapi isu terkait praktek pungutan liar (pungli) yang marak terjadi di Pasar Semi Modern Lakessi. Selain merugikan masyarakat pedagang, pungli yang juga dinilai merusak marwah pemerintahan yang dipimpinnya selama hampir dua priode.

Hal itu ditegaskan Taufan, saat ditanya terkait hal tersebut. Dia mengatakan, agar tidak semakin menjadi, dan terus menimbulkan kerugian pada pedagang, pihaknya telah mengambil langkah dan berkoordinasi dengan aparat hukum.

“Itu tidak boleh dibiarkan (pungli), karena marwah pemerintahan saya tidak ada di situ. Tidak boleh ada kompromi soal pungli,” tegasnya.

Terkait hal itu, kata Taufan, pihaknya akan melakukan komunikasi pada Kapolres dan Dandim 1405 Parepare, untuk mengambil langkah tegas, menindak setiap oknum yang diduga terlibat dalam praktek pungli yang terjadi di pasar rakyat tersebut. “Tidak boleh. Karena praktek pungli merusa marwah pemerintahan di Parepare. Secepatnya hal ini kita mengkomunikasikan pada aparat hukum agar segera dituntaskan,” katanya

Ditanya keenggaan pedagang dipindahkan ke dalam bangunan pasal, dan tetap bertahan di areal pelatarab pasar karena diduga telah menyetor sejumlah uang pada oknum pelaku pungli, Taufan mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk mencari jalan terbaik untuk para pedagang

“Dan nantinya jika ditemukan oknum pelaku pungli di pasar Lakessi, tentunya kita minta penegak hukum untuk memproses jika ditemukan oknum yang melakukan pungli, karena itu perbuatan melanggar hukum, dan harus dipertanggungjawabkan,” paparnya.

Sekadar diketahui, dugaan pungli di pasar Lakessi Parepare, mengemuka dalam beberapa pekan terakhir, menyusul kebijakan pemkot Parepare untuk memindahkan pedagang masuk ke dalam bangunan pasar, khususnya pedagang yang menggelar lapak di pelataran pasar.

Bersikerasnya pedagang untuk bertahan di pelataran pasar, diduga kuat karena telah menyetor sejumlah uang pada oknum, yang memberi jaminan keamanan pada mereka meski tidak mengikuti kebijakan pemkot terkait pemindahan ke dalam gedung pasar.

Salah satu sumber bahkan mengaku, selain setoran uang puluhan hingga ratusan ribu tersebut, ada pula oknum yang kerap menakit-nakuti pedagang menggunakan senjata tajam. “Kalau setoran itu, ada yang perhari, perminggu dan bulanan. Kalau pedagang menolak, mereka diancam dengan senjata tajam,” ungkapnya.
(***)

  • Bagikan